Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Foto: Imam Sukamto/Gatra<br />
“...jika dulu<br />
setiap usai<br />
panen dapat<br />
membeli sekian<br />
gram emas,<br />
kini tak ada<br />
emas yang<br />
mampu dibeli...<br />
malahan emas<br />
yang ada<br />
justru<br />
tergadaikan<br />
untuk membeli<br />
pupuk”.<br />
Kekeringan di Banten, Jawa Barat<br />
“SOLUSI” REVOLUSI HIJAU<br />
REVOLUSI Hijau dibangun dengan<br />
tiga pilar utama. Pertama,<br />
perkembangan mekanisasi pertanian<br />
sejalan dengan revolusi industri. Para<br />
pandai besi di Amerika, seperti Charles<br />
Newbold (1979) dan John Deere (1830-an)<br />
berhasil menciptakan alat, yang kelak<br />
menjadi cikal-bakal mesin pertanian. Mesin<br />
penebar benih telah dikembangkan,<br />
melanjutkan temuan petani Inggris Jethro Tull<br />
pada awal 1700-an. Pada akhir 1800-an<br />
mesin-mesin uap mulai digunakan sebagai<br />
penarik bajak pengganti tenaga hewan.<br />
Kehadiran mesin pertanian telah mendorong<br />
manusia untuk mengelola lahan pertanian<br />
yang lebih luas.<br />
Kedua, pada abad 19 muncul penemuan<br />
tentang pupuk inorganik yang berkhasiat<br />
untuk meningkatkan produktivitas pertanian.<br />
Justus von Liebeg berhasil membuat pupuk<br />
posfat (TSP: triple super phosphate). Haber<br />
dan Bosch juga berhasil membuat pupuk<br />
urea dari campuran udara dan batubara,<br />
yang sekarang dimodifikasi dengan memanfaatkan<br />
gas alam. Aplikasi pupuk inorganik<br />
telah memacu pertumbuhan dan<br />
produksi tanaman melampau pertumbuhan<br />
alaminya.<br />
Ketiga, temuan benih unggul yang<br />
dilakukan oleh ahli genetika tanaman<br />
Amerika yang bekerja di CIMMYT (Interna-<br />
“Semakin tinggi sekolah<br />
bukan berarti semakin<br />
menghabiskan makanan<br />
orang lain. Harus semakin<br />
mengenal batas.”<br />
Pramoedya Ananta Toer<br />
Bumi Manusia<br />
tional Wheat and Maize Center) di Meksiko<br />
pada 1943. Hasilnya, pada selang waktu<br />
1947-1967, produktifitas gandum berlipat<br />
tiga kali dan jagung berlipat dua kali.<br />
Merujuk pada kisah sukses tersebut,<br />
Rockefeller Foundation, pendana CIMMYT,<br />
bekerja sama dengan Ford Foundation mendukung<br />
pembentukan IRRI (International Rice<br />
Research Institute) di Filipina tahun 1962.<br />
Tujuh tahun kemudian, IRRI berhasil meluncurkan<br />
benih-unggul padi.<br />
Hanya dalam kurun waktu tujuh tahun,<br />
areal pertanaman gandum-unggul di negara<br />
berkembang meningkat dari 10,000 hektar<br />
menjadi 17 juta hektar; areal pertanaman<br />
padi-unggul meningkat dari 49,000 hektar<br />
menjadi 16 juta hektar. Perluasan areal pertanaman<br />
itu, selain didorong oleh pemerin-<br />
PANGAN DAN LINGKUNGAN HIDUP 107