11.01.2013 Views

Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam

Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam

Menjadi Environmentalis Itu Gampang - Evolusi Alam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

"Pada 2080,<br />

lapisan es di Kutub akan mencair hingga<br />

menenggelamkan Terusan Panama.<br />

30 persen garis pantai di dunia akan lenyap.<br />

Perang memperebutkan air<br />

akan terjadi"<br />

Edmundo de Alba<br />

Anggota Intergovernmental Panel<br />

on Climate Change (IPCC)<br />

dalam konfrensi pers di Brussels,<br />

Belgia, 6 April 2007.<br />

Srigala kutub, Greenland Foto: Dok. WALHI<br />

D EEP<br />

murni. Filsafat ini ditandai dengan tafsir baru<br />

tentang identitas manusia dengan cara<br />

menghilangkan dualisme rationalistik antara<br />

manusia dan lingkungannya. Karenanya,<br />

Deep Ecology menekankan pada nilai-nilai<br />

intrisik pada spesies lain, sistem dan prosesproses<br />

yang terjadi di alam.<br />

Posisi ini melahirkan pandangan sistem<br />

ekosentrik pada etika lingkungan hidup.<br />

Deep Ecology menyebutkan dirinya sebagai<br />

“deep” karena ia mempertanyakan hal-hal<br />

kompleks dan spiritual tentang peran manusia<br />

di ekosfir.<br />

Ekologi telah mempertontonkan kepada<br />

kita bahwa alam hanya hidup dalam keadaan<br />

keseimbangan dinamik dan hanya mampu<br />

menerima perubahan-perubahan kecil.<br />

Kaum <strong>Environmentalis</strong> percaya kegiatan umat<br />

manusia yang begitu luas telah mendorong<br />

biosfir tidak lagi dalam keadaan seimbang<br />

seperti gejala penurunan biodiversitas dan<br />

perubahan iklim.<br />

Konsekuensi dari cara pandang ini adalah<br />

ideologi peradaban barat telah menyebabkan<br />

hilangnya sumber-sumber kehidupan.<br />

Inilah yang melahirkan kebutuhan paradigma<br />

baru seperti Deep Ecology yang mampu<br />

DEEP ECOLOGY<br />

Ecology adalah filsafat baru<br />

atau Ecosophy yang bertumpu<br />

pada perubahan dari antroposen-<br />

trik menjadi gerakan lingkungan<br />

“Selama<br />

penderitaan<br />

datang dari<br />

manusia, dia<br />

bukan bencana<br />

alam, dia pun<br />

pasti bisa<br />

dilawan oleh<br />

manusia.”<br />

Pramoedya Ananta Toer<br />

Anak Semua Bangsa<br />

menjadi panduan kegiatan manusia menghindari<br />

kerusakan lingkungan yang lebih<br />

buruk.<br />

Frasa “deep ecology” diungkap oleh<br />

Filsuf Norwegia Arne Naess pada 1972 dan<br />

ia kemudian memberikan sebuah landasan<br />

teorinya. Naess menolak gagasan bahwa<br />

segala sesuatu bisa di-ranking sesuai nilainilai<br />

relatifnya. Seperti, manusia dinilai lebih<br />

tinggi dari binatang. Ia menyatakan semua<br />

MENDEDAH ENVIRONMENTALISME 81

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!