30.11.2014 Views

klik di sini - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan ...

klik di sini - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan ...

klik di sini - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DASAR-DASAR PRAKTEK PENYUSUNAN APBN DI INDONESIA<br />

1. Bea materai <strong>di</strong>sederhanakan dari 167 macam tarif menja<strong>di</strong> 2 macam tarif.<br />

2. Tarif PPN yang beragam <strong>di</strong>sederhanakan menja<strong>di</strong> hanya satu tarif, yaitu 10%.<br />

3. Pajak perseorangan untuk badan dan pajak pendapatan untuk perseorangan<br />

<strong>di</strong>sederhanakan menja<strong>di</strong> pajak penghasilan (PPh) yang berlaku bagi badan maupun<br />

perseorangan (priba<strong>di</strong>).<br />

4.4.5 Asas Pemungutan<br />

Asas pemungutan pajak menurut pendapat para ahli<br />

Untuk dapat mencapai tujuan dari pemungutan pajak, beberapa ahli yang mengemukakan tentang<br />

1. Menurut Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations dengan ajaran yang terkenal "The<br />

Four Maxims", asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut.<br />

Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas kea<strong>di</strong>lan): pemungutan<br />

pajak yang <strong>di</strong>lakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib<br />

pajak. Negara tidak boleh bertindak <strong>di</strong>skriminatif terhadap wajib pajak.<br />

Asas Certainty (asas kepastian hukum): semua pungutan pajak harus berdasarkan UU,<br />

sehingga bagi yang melanggar akan dapat <strong>di</strong>kenai sanksi hukum.<br />

Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau asas<br />

kesenangan): pajak harus <strong>di</strong>pungut pada saat yang tepat bagi wajib pajak (saat yang paling<br />

baik), misalnya <strong>di</strong>saat wajib pajak baru menerima penghasilannya atau <strong>di</strong>saat wajib pajak<br />

menerima ha<strong>di</strong>ah.<br />

Asas Efficiency (asas efisien atau asas ekonomis): biaya pemungutan pajak <strong>di</strong>usahakan<br />

sehemat mungkin, jangan sampai terja<strong>di</strong> biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil<br />

pemungutan pajak.<br />

2. Menurut W.J. Langen, asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut:<br />

Asas daya pikul: besar kecilnya pajak yang <strong>di</strong>pungut harus berdasarkan besar kecilnya<br />

penghasilan wajib pajak. Semakin tinggi penghasilan maka semakin tinggi pajak yang<br />

<strong>di</strong>bebankan.<br />

Asas manfaat: pajak yang <strong>di</strong>pungut oleh negara harus <strong>di</strong>gunakan untuk kegiatan-kegiatan<br />

yang bermanfaat untuk kepentingan umum.<br />

Asas kesejahteraan: pajak yang <strong>di</strong>pungut oleh negara <strong>di</strong>gunakan untuk meningkatkan<br />

kesejahteraan rakyat.<br />

Asas kesamaan: dalam kon<strong>di</strong>si yang sama antara wajib pajak yang satu dengan yang lain<br />

harus <strong>di</strong>kenakan pajak dalam jumlah yang sama (<strong>di</strong>perlakukan sama).<br />

DIREKTORAT P-APBN<br />

85<br />

PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!