klik di sini - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan ...
klik di sini - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan ...
klik di sini - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan ...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
DASAR-DASAR PRAKTEK PENYUSUNAN APBN DI INDONESIA<br />
Tabel 5.2 Perubahan Format Belanja Pemerintah Pusat<br />
Format Lama<br />
‣ Klasifikasi Jenis Belanja<br />
• Dual Budgeting<br />
• Belanja pusat ter<strong>di</strong>ri 6 jenis belanja<br />
(termasuk belanja pembangunan)<br />
‣ Klasifikasi Organisasi<br />
• Tidak tercantum dalam NK dan UU APBN<br />
tetapi hanya tercantum dalam buku satuan<br />
3 yang <strong>di</strong>tetapkan dengan Keppres<br />
‣ Klasifikasi Sektor<br />
• ter<strong>di</strong>ri atas 20 sektor dan 50 subsektor<br />
• Program merupakan rincian dari sektor<br />
pada pengeluaran rutin dan pembangunan<br />
• Nama-nama program antra pengeluaran<br />
rutin dan pengeluaran pembangunan agak<br />
berbeda<br />
‣ Dasar Alokasi<br />
• Alokasi anggaran berdasarkan sektor<br />
subsektor dan program<br />
Format Baru<br />
‣ Klasifikasi Jenis Belanja<br />
• Unified Budgeting<br />
• Belanja pusat ter<strong>di</strong>ri dari 8 jenis belanja<br />
‣ Klasifikasi Organisasi<br />
• Dengan organisasi pengguna anggaran<br />
belanja negara tercantum dalam NK dan UU<br />
APBN.<br />
Jumlah kementerian negara/lembaga<br />
<strong>di</strong>sesuaikan dengan yang ada<br />
‣ Klasifikasi Fungsi<br />
• ter<strong>di</strong>ri atas 11 fungsi dan 79 subfungsi<br />
• Program pada masing-masing kementerian<br />
negara/lembaga <strong>di</strong>kompilasi sesuai dengan<br />
fungsinya<br />
• Nama-nama program telah <strong>di</strong>sesuaiakan<br />
dengan unified budget<br />
‣ Dasar Alokasi<br />
• Alokasi anggaran berdasarkan program<br />
kementerian negara/lembaga<br />
Konversi belanja negara menurut klasifikasi ekonomi dari format lama ke format baru dapat <strong>di</strong>lihat<br />
pada Bab I tabel 1.3.<br />
5.3 Reformasi Manajemen <strong>Keuangan</strong> Negara<br />
Seiring dengan <strong>di</strong>tetapkannya paket perundang-undangan <strong>di</strong> bidang keuangan negara, yaitu: (1)<br />
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang <strong>Keuangan</strong> Negara, (2) Undang-undang Nomor 1<br />
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan (3) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004<br />
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab <strong>Keuangan</strong> Negara, Pemerintah telah<br />
memulai langkah reformasi manajemen keuangan negara pada keseluruhan aspek pengelolaan<br />
keuangan negara, yang mencakup penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran, dan<br />
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran. Pelaksanaan reformasi <strong>di</strong>maksud <strong>di</strong>harapkan dapat<br />
menja<strong>di</strong>kan pengelolaan keuangan negara menja<strong>di</strong> lebih man<strong>di</strong>ri, transparan, dan akuntabel. Hal<br />
ini penting, sebagai upaya untuk meluruskan kembali tujuan dan fungsi anggaran secara sungguhsungguh,<br />
yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pengelolaan anggaran.<br />
Dalam bidang penyusunan anggaran, dalam upaya menjunjung tinggi prinsip-prinsip tata kelola<br />
pemerintahan yang baik (good governance), perubahan <strong>di</strong>lakukan atas penyelenggaraan sistem<br />
penganggaran, yang <strong>di</strong>lakukan melalui 3 pendekatan, yaitu:<br />
DIREKTORAT P-APBN<br />
116<br />
BELANJA PEMERINTAH PUSAT