30.11.2014 Views

klik di sini - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan ...

klik di sini - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan ...

klik di sini - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DASAR-DASAR PRAKTEK PENYUSUNAN APBN DI INDONESIA<br />

5.6.5.2 Subsi<strong>di</strong> Listrik<br />

Dalam rangka menye<strong>di</strong>akan kebutuhan energi listrik yang dapat terjangkau oleh masyarakat luas,<br />

Pemerintah memberikan subsi<strong>di</strong> listrik <strong>di</strong>peruntukkan bagi pelanggan listrik tertentu yang menja<strong>di</strong><br />

sasaran subsi<strong>di</strong>, yaitu kelompok pelanggan sosial (S1 dan S2), rumah tangga (R1), bisnis (B1),<br />

dan industri (I1) dengan daya terpasang sampai dengan 900 VA. Subsi<strong>di</strong> <strong>di</strong>berikan dalam bentuk<br />

penetapan tarif dasar listrik (TDL) yang harga jual tenaga listrik rata-ratanya lebih rendah dari<br />

harga pokok produksinya pada golongan tarif tersebut, sehingga akan lebih mencerminkan<br />

kea<strong>di</strong>lan dan pemerataan. Subsi<strong>di</strong> listrik ini <strong>di</strong>salurkan melalui PT PLN.<br />

Perhitungan subsi<strong>di</strong> listrik <strong>di</strong>hitung dari selisih negatif antara harga jual tenaga listrik rata-rata<br />

(Rp/kwh) dari masing-masing golongan tarif <strong>di</strong>kalikan volume penjualan (kwh) untuk masingmasing<br />

golongan tarif. Biaya pokok produksi (BPP) listrik adalah biaya penye<strong>di</strong>aan tenaga listrik<br />

oleh PT PLN untuk melaksanakan kegiaan operasi mulai dari pembangkitan, penyaluran (tansmisi)<br />

sampai dengan pen<strong>di</strong>stribusian kepada pelanggan.<br />

100.0<br />

Grafik 5.10.<br />

Perkembangan Subsi<strong>di</strong> Listrik 2001-2012 Tahun 2001-2012<br />

40.0<br />

(Rp Triliun)<br />

80.0<br />

60.0<br />

40.0<br />

20.0<br />

35.0<br />

30.0<br />

25.0<br />

20.0<br />

15.0<br />

10.0<br />

5.0<br />

(%)<br />

0.0<br />

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010<br />

2011<br />

LKPP<br />

Unau<strong>di</strong>ted<br />

Subsi<strong>di</strong> Listrik 4.6 4.1 3.8 2.3 8.9 30.4 33.1 83.9 49.5 57.6 90.4 65.0<br />

% thd Belanja Subsi<strong>di</strong> 6.0 9.4 8.6 2.5 7.3 28.3 22.0 30.5 35.9 29.9 30.6 26.5<br />

2012<br />

APBN-P<br />

0.0<br />

Besarnya peningkatan atau penurunan beban subsi<strong>di</strong> listrik <strong>di</strong>pengaruhi oleh:<br />

1. perkembangan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat,<br />

2. harga minyak mentah Indonesia (ICP),<br />

3. kebijakan tarif tenaga listrik (TTL),<br />

DIREKTORAT P-APBN<br />

145<br />

BELANJA PEMERINTAH PUSAT

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!