30.11.2014 Views

klik di sini - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan ...

klik di sini - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan ...

klik di sini - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DASAR-DASAR PRAKTEK PENYUSUNAN APBN DI INDONESIA<br />

sepanjang proses penyusunan menuju Rancangan APBN. Meskipun demikian,<br />

penyesuaian/perubahan kapasitas fiskal ini tidak mengubah seluruh bangunan postur APBN<br />

karena tiang bangunan postur mempunyai batasan tersen<strong>di</strong>ri. Tiang bangunan ini meliputi:<br />

pertumbuhan ekonomi, defisit APBN, keseimbangan primer, dan target pendapatan.<br />

Kapasitas fiskal <strong>di</strong>sampaikan kepada <strong>Kementerian</strong> Perencanaan/Bappenas untuk mengisi<br />

anggaran program pembangunan yang akan <strong>di</strong>rencanakan (APBN t+1). Menurut Peraturan<br />

Pemerintah Nomor 90 tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan <strong>Anggaran</strong><br />

<strong>Kementerian</strong> Negara/Lembaga, kapasitas fiskal ini <strong>di</strong>sampaikan kepada Bappenas pertengahan<br />

Pebruari.<br />

Kapasitas fiskal adalah kemampuan keuangan negara untuk membiayai anggaran belanja negara,<br />

dan <strong>di</strong>himpun dari pendapatan negara. Penyusunan kapasitas fiskal tersebut, tidak hanya masuk<br />

tahun yang <strong>di</strong>rencanakan tetapi termasuk kapasitas fiskal untuk jangka menengah (Me<strong>di</strong>um Term<br />

Budget Framework); misal ketika menyusun kapasitas fiskal RAPBN 2013 juga <strong>di</strong>susun kapasitas<br />

fiskal untuk 2014 – 2016. Konteks penyusunan ini adalah dalam kerangka membuat perkiraan<br />

mengenai kapasitas fiskal yang ada pada tahun yang <strong>di</strong>rencanakan dan proyeksi untuk jangka<br />

waktu 3 (tiga) tahun dari tahun yang <strong>di</strong>rencanakan. Mekanisme penyusunan ini merupakan bagian<br />

tidak terpisahkan dari pembentukan postur APBN. dan dengan gambaran utuh postur APBN inilah<br />

kapasitas fiskal dapat <strong>di</strong>ketahui beserta potensi sumber-sumber pendanaannya.<br />

Pembentukan postur APBN dapat <strong>di</strong>analogikan seperti membentuk kepingan puzzle menja<strong>di</strong><br />

gambar utuh. Tapi puzzle kali ini adalah komponen-komponen postur APBN. Yakni pendapatan,<br />

belanja, keseimbangan umum (defisit/surplus), dan pembiayaan dengan memperhatikan<br />

keseimbangan primer sebagai in<strong>di</strong>cator sustainabilitas APBN.<br />

Pembentukan postur APBN dalam rangka penyusunan kapasitas fiskal mencakup tiga langkah<br />

utama, yaitu (i) menyusun asumsi dasar ekonomi makro berdasarkan prospek perekonomian<br />

global dan domestik; (2) mengidentifikasi kebutuhan belanja untuk kebutuhan penyelenggaraan<br />

negara; (3) merumuskan proyeksi besaran beserta usulan berbagai kebijakan APBN, baik <strong>di</strong> sisi<br />

pendapatan, belanja, keseimbangan primer, keseimbangan umum, dan pembiayaan ( penerimaan<br />

dan pengeluaran) memperkirakan prospek perekonomian global dan domestik. Wujud perkiraan<br />

prospek ekonomi ini adalah asumsi dasar ekonomi makro. Yakni pertumbuhan ekonomi, inflasi,<br />

kurs mata uang rupiah terhadap dollar Amerika, ICP, lifting minyak, dan SPN 3 bulan.<br />

Masing-masing besaran komponen postur APBN ini <strong>di</strong>tentukan atau <strong>di</strong>pengaruhi oleh asumsi<br />

dasar ekonomi makro. Komponen pendapatan <strong>di</strong>pengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, inflasi,<br />

kurs, ICP, dan lifting minyak. Komponen belanja <strong>di</strong>pengaruhi oleh inflasi, kurs, SPN 3 bulan, ICP,<br />

dan lifting minyak. Komponen defisit (surplus belum pernah terja<strong>di</strong> dalam pembentukan postur<br />

DIREKTORAT P-APBN<br />

41<br />

SIKLUS APBN

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!