klik di sini - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan ...
klik di sini - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan ...
klik di sini - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
DASAR-DASAR PRAKTEK PENYUSUNAN APBN DI INDONESIA<br />
tersebut <strong>di</strong>sampaikan kepada <strong>Kementerian</strong> <strong>Keuangan</strong> c.q. <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Anggaran</strong> sebagai<br />
bahan untuk menyusun resource envelope pagu in<strong>di</strong>katif untuk tahun yang <strong>di</strong>rencanakan.<br />
Berdasarkan resource envelope tersebut, <strong>Kementerian</strong> <strong>Keuangan</strong> dan Bappenas menetapkan<br />
pagu in<strong>di</strong>katif, yang <strong>di</strong>dalamnya termasuk besaran pinjaman luar negeri sebagai salah satu<br />
sumber dana untuk belanja kementerian negara/lembaga. Selanjutnya belanja kementerian<br />
negara/lembaga tersebut <strong>di</strong>bahas dalam forum trilateral meeting antara Bappenas, <strong>Kementerian</strong><br />
<strong>Keuangan</strong>, dan <strong>Kementerian</strong> teknis terkait.<br />
Secara paralel, pada bulan Mei Pemerintah menyusun dan menyampaikan kerangka ekonomi<br />
makro (KEM), pokok-pokok kebijakan fiskal (PPKF) dan rencana kerja Pemerintah RKP) kepada<br />
DPR dan <strong>di</strong>bahas dalam pembicaraan pendahuluan. RKP <strong>di</strong>bahas <strong>di</strong> DPR oleh Komisi terkait dan<br />
Badan <strong>Anggaran</strong>. Berdasarkan KEM, PPKF, dan RKP hasil pembicaraan pendahuluan serta Pagu<br />
In<strong>di</strong>katif tersebut, Pemerintah menyusun RKA-KL. Selanjutnya RKA-KL <strong>di</strong>sampaikan kepada<br />
<strong>Kementerian</strong> <strong>Keuangan</strong> dan <strong>di</strong>proses menja<strong>di</strong> pagu anggaran sebagai bahan untuk menyusun<br />
nota keuangan RAPBN dan himpunan RKA-KL.<br />
Pada bulan Agustus Pemerintah menyampaikan RUU APBN beserta nota keuangan dan<br />
himpunan RKA-KL kepada DPR dan <strong>di</strong>bahas bersama untuk mendapatkan persetujuan DPR.<br />
Secara paralel RKA-KL <strong>di</strong>bahas bersama Komisi terkait dan hasilnya <strong>di</strong>harmonisasi dalam<br />
pembahasan <strong>di</strong> Badan <strong>Anggaran</strong>. Berdasarkan postur APBN yang telah <strong>di</strong>setujui DPR tersebut,<br />
Pemerintah menetapkan alokasi anggaran.<br />
Sedangkan untuk Penerusan Pinjaman (Subsi<strong>di</strong>ary Loan Agreement/SLA), berdasarkan pasal 7<br />
ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman<br />
Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, pinjaman luar negeri berupa pinjaman proyek dapat<br />
<strong>di</strong>teruspinjamkan kepada pemda dan/atau BUMN. Proses perencanaan Penerusan Pinjaman<br />
dapat <strong>di</strong>bedakan dalam dua tahap, yaitu tahap penetapan penerusan pinjaman dan tahap<br />
penetapan alokasi penerusan pinjaman. Penetapan penerusan pinjaman <strong>di</strong>mulai dari<br />
Pemda/BUMN mengajukan pembiayaan penerusan pinjaman untuk rencana kegiatan yang telah<br />
tercantum dalam DRPPLN kepada Menteri <strong>Keuangan</strong>. Pengajuan penerusan pinjaman oleh<br />
pemda <strong>di</strong>lakukan setelah mendapat pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Sedangkan pengajuan<br />
penerusan pinjaman oleh BUMN <strong>di</strong>lakukan setelah mendapat pertimbangan Menteri Negara<br />
BUMN. Kemu<strong>di</strong>an Menteri <strong>Keuangan</strong> melakukan penilaian kelayakan pembiayaan sebelum<br />
akhirnya menetapkan penerusan pinjaman. Kemu<strong>di</strong>an penetapan penerusan pinjaman <strong>di</strong>tuangkan<br />
dalam Perjanjian Penerusan Pinjaman Luar Negeri. Untuk penetapan alokasinya, Pemda/BUMN<br />
mengajukan rencana penarikan kepada Menteri <strong>Keuangan</strong> dan <strong>di</strong>bahas bersama, kemu<strong>di</strong>an<br />
menteri keuangan menetapkan alokasi penerusan pinjaman tahun yang <strong>di</strong>rencanakan. Rencana<br />
DIREKTORAT P-APBN<br />
251<br />
PEMBIAYAAN ANGGARAN