13.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2013 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2013 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2013 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab 6Defisit, Pembiayaan <strong>Anggaran</strong>, <strong>dan</strong> Risiko Fiskal6.3.2.3.1 Fleksibilitas Pembiayaan UtangSelama ini pembiayaan kegiatan-kegiatan prioritas lebih banyak memanfaatkan instrumenpinjaman luar negeri. Namun dalam pelaksanaannya, realisasi penyerapan pinjaman luarnegeri cenderung rendah. Salah satu penyebabnya adalah proses pengadaan pembiayaanyang memerlukan waktu relatif panjang atau bahkan tidak dapat diperoleh pada tahunanggaran berkenaan. Keterlambatan pelaksanaan kegiatan prioritas di satu sisi dapatmenimbulkan tambahan biaya pinjaman, <strong>dan</strong> di sisi lain dapat menunda pencapaian targetpembangunan yang telah dirancang sebagaimana ditetapkan dalam APBN. Oleh karenaitu, diperlukan upaya-upaya agar pembiayaan kegiatan prioritas dapat dipenuhi sesuai dengantarget yang telah direncanakan untuk menjamin terlaksananya UU APBN.Sejalan dengan itu, dalam rangka meningkatkan efisiensi <strong>dan</strong> efektivitas pelaksanaanpemenuhan pembiayaan melalui utang, Pemerintah perlu menjalankan kebijakan fleksibilitaspembiayaan utang. Dengan kebijakan ini, Pemerintah dapat melakukan perubahan komposisiinstrumen pembiayaan utang tanpa menyebabkan perubahan pada total pembiayaan utang.Perubahan komposisi instrumen pembiayaan utang dimaksud, meliputi perubahan penerbitanSBN yang memungkinkan untuk melebihi atau mengurangi jumlah neto, penarikan pinjamandalam negeri, <strong>dan</strong>/atau penarikan pinjaman luar negeri.Penerapan kebijakan fleksibilitas pembiayaan utang merupakan suatu jaminan ataspembiayaan kegiatan (financing guarantee) mengingat instrumen pembiayaan tidak dibatasipada salah satu instrumen pembiayaan tertentu, namun dapat memanfaatkan instrumenpembiayaan lain (financing flexibility). Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan tidakterhambat oleh permasalahan dalam proses pengadaan pembiayaan.Fleksibilitas pembiayaan utang dapat dijalankan dalam hal terdapat instrumen pembiayaanutang yang lebih menguntungkan <strong>dan</strong>/atau ketidaktersediaan salah satu instrumenpembiayaan utang. Pertimbangan tersebut menjadi relevan ketika kondisi pasar keuanganinternasional tidak kondusif sehingga menyebabkan ketidaktersediaan instrumen pinjamanluar negeri atau pinjaman tersebut tersedia namun dengan cost of borrowing yang tinggi. Disamping itu, krisis utang yang terjadi di beberapa negara di Eropa juga berpengaruh padapenurunan kapasitas pasar pembiayaan, khususnya pembiayaan dalam mata uang dolarAmerika Serikat. Hal ini akan mempengaruhi ketersediaan instrumen pinjaman luar negeri<strong>dan</strong> menyebabkan cost of borrowing meningkat. Dengan kondisi demikian, pilihan untukmengganti instrumen pembiayaan dari pinjaman luar negeri menjadi SBN cukup beralasan.Kebijakan fleksibilitas pembiayaan melalui utang dapat menjadi solusi atas permasalahanpermasalahandalam pemenuhan pembiayaan, khususnya pembiayaan kegiatan. Namununtuk penerapannya, diperlukan upaya agar fleksibilitas pembiayaan melalui utang dapatdilaksanakan, antara lain:1. Perlu kepastian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran berkenaan;2. Persyaratan efektif kontrak tidak dikaitkan dengan pembiayaan, namun dipersyaratkanagar kegiatan telah disetujui oleh DPR melalui UU APBN;3. Dengan a<strong>dan</strong>ya jaminan atas pembiayaan kegiatan, pemblokiran (tanda bintang)anggaran tidak diperlukan; <strong>dan</strong>4. K/L pelaksana kegiatan memastikan, agar kegiatan dapat dilaksanakan pada awal tahunanggaran berkenaan.6-40 <strong>Nota</strong> <strong>Keuangan</strong> <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2013</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!