13.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2013 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2013 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2013 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab 3Pendapatan NegaraSementara itu, dalam menetapkan tarif bea keluar atas kelapa sawit, CPO <strong>dan</strong> produkturunannya, Pemerintah membagi jenis barang yang dikenakan bea keluar dalam 5 (lima)kelompok, sesuai dengan jenjang hilirisasi produk kelapa sawit, CPO <strong>dan</strong> turunannya, yaitu:(a) pengenaan bea keluar untuk kelompok produk primer pertanian kelapa sawit dengantarif tertinggi sebesar 40 persen; (b) pengenaan bea keluar untuk kelompok minyak sawitmentah dengan tarif tertinggi sebesar 22,5 persen;(c) pengenaan bea keluar untuk kelompokproduk proses minyak sawit (harus diolah lebih lanjut) dengan tarif tertinggi sebesar 15persen; (d) pengenaan bea keluar untuk kelompok produk bahan baku industri hilir kelapasawit dengan tarif tertinggi sebesar 13 persen; <strong>dan</strong> (e) pengenaan bea keluar untuk kelompokproduk siap konsumsi berbasis minyak kelapa sawit (minyak goreng <strong>dan</strong> biodesel) dengantarif tertinggi sebesar 7,5 persen. Tarif bea keluar kelapa sawit, CPO <strong>dan</strong> produk turunannyadapat dilihat pada Tabel 3.9.TABEL 3.9TARIF BEA KELUAR KELAPA SAWIT, CPO, DAN PRODUK TURUNANNYA(PMK NOMOR 75/PMK.011/2012)KELOMPOKJENIS BARANGBuah Sawit, Biji, <strong>dan</strong> KernelSawit≤750>750 -800>800 -850>850 -900 >900 -950TARIF BEA KELUAR (%)>950 -1000>1000 -1050>1050 -1100>1100-1150>1150 -1200>1200 -125040 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40>1250IBungkil (oil cake ) <strong>dan</strong> residupadat lainnya dari Buah Sawit,Biji, <strong>dan</strong> Kernel Sawit20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20IICrude Palm Oil (CPO) 0 7,5 9 10,5 12 13,5 15 16,5 18 19,5 21 22,5Kelompok 2 Lainnya 0 7,5 9 10,5 12 13,5 15 16,5 18 19,5 21 22,5III Kelompok 3 0 3 4 5 6 7 8 9 10,5 12 13,5 15IVVSumber: Kementerian <strong>Keuangan</strong>RBD Palm Olein 0 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11,5 13Hydrogenated RBD PalmOlein , tidak termasuk yangdikemas dengan berat bruto ≤25 kg dengan Iodine Value ≤49 Wijs0 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11,5 13Kelompok 4 Lainnya 0 0 0 2 3 4 5 6 7 8 9 10RBD Palm Olein dalamkemasan bermerek ≤ 20kgBiodisel dari minyak sawit(fatty Acid Methyl Esters )0 0 0 0 0 2 2 2 3 4 5 60 0 0 0 0 2 2 2 2 5 5 7,5Kebijakan hilirisasi industri kelapa sawit ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah <strong>dan</strong>daya saing industri hilir kelapa sawit di dalam negeri. Kebijakan tersebut juga dimaksudkansebagai upaya kompensasi perlakuan pasar global yang mengenakan bea masuk CPO <strong>dan</strong>crude palm kernel oil (CPKO) di level yang rendah. Sementara itu, bea masuk produk hilirCPO <strong>dan</strong> produk turunannya dikenakan pada level yang tinggi, yang mengakibatkan utilisasikapasitas industri hilir CPO <strong>dan</strong> produk turunannya di dalam negeri atau nasional, hanyamampu beroperasi sekitar 50 persen per tahun dari kapasitas produksi terpasang.Dalam rangka pengendalian ekspor bijih mineral <strong>dan</strong> peningkatan nilai tambah industripengolahan dalam negeri, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pengenaan bea keluaratas bijih mineral seperti dilihat pada Boks 3.2. Hal tersebut sesuai dengan amanat UUNomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral <strong>dan</strong> Batubara, yang mengaturkewajiban atas pengolahan bentuk raw material atau bijih mineral di dalam negeri palinglambat tahun 2014.3-14<strong>Nota</strong> <strong>Keuangan</strong> <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2013</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!