12.05.2013 Views

budaya-bebas

budaya-bebas

budaya-bebas

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

erperilaku. Kami menyebut perkataan dari dewan legislatif sebagai<br />

“hukum positif ” (positive law) dan menyebut perkataan hakim sebagai<br />

“hukum umum” (common law). Hukum umum menjadi rujukan<br />

legislatif dalam membuat undang-undang; biasanya legislatif dapat<br />

mengebawahkan rujukan ini jika mereka membuat undang-undang<br />

baru yang bisa menggantikannya. Maka bunyi pertanyaan selanjutnya<br />

setelah undang-undang lisensi kadaluwarsa menjadi: apakah hukum<br />

umum tetap melindungi hak cipta, tanpa bergantung pada hukum<br />

positif manapun.<br />

Ini menjadi pertanyaan penting di kalangan penerbit, atau “para<br />

penjual buku”, -begitu mereka biasa dipanggil, karena saat itu ada<br />

peningkatan persaingan dari penerbit asing. Khususnya penerbit<br />

Skotlandia, yang semakin meningkatkan jumlah penerbitan dan<br />

ekspor buku ke Inggris. Persaingan ini menekan jumlah keuntungan<br />

yang diterima Conger, yang kemudian bereaksi dengan meminta<br />

Parlemen untuk mengesahkan hukum yang mengembalikan kontrol<br />

eksklusif penerbitan ke mereka. Permintaan inilah yang akhirnya<br />

melahirkan Undang-Undang Anne.<br />

Undang-Undang Anne memberi hak eksklusif kepada pengarang<br />

atau “pemilik” suatu buku untuk mencetak buku tersebut. Namun<br />

demikian, ada batasan penting, -dan ini menakutkan bagi para penjual<br />

buku, yang diberlakukan oleh hukum dengan memberikan hak tersebut<br />

pada mereka dalam jangka waktu terbatas. Di akhir masa tersebut, hak<br />

cipta karya tersebut akan “kadaluwarsa” dan karya itu akan menjadi<br />

gratis dan bisa diterbitkan oleh siapa pun. Atau setidaknya, demikianlah<br />

yang diyakini oleh para pembuat undang-undang pada saat itu.<br />

Sekarang, hal yang perlu dipersoalkan adalah: mengapa Parlemen<br />

membatasi hak eksklusif tersebut? Ini bukan soal mengapa mereka<br />

mematok jangka waktu, melainkan mengapa mereka sampai bisa<br />

membatasi hak tersebut?<br />

Ini karena para penjual buku, dan para pengarang yang mereka<br />

wakili, punya klaim yang sangat kuat. Contohnya Romeo and Juliet:<br />

lakon ini ditulis oleh Shakespeare. Kejeniusannyalah yang melahirkan<br />

kisah ini ke dunia. Dia tidak mengambil milik siapa pun saat ia<br />

“PROPERTI” 103

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!