12.05.2013 Views

budaya-bebas

budaya-bebas

budaya-bebas

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

terbatas. Kami telah mengatakan bahwa berdasarkan jangka waktu<br />

yang berlaku, satu hak cipta memberikan pengarangnya 99.8 persen<br />

dari nilai jangka waktu selamanya. Breyer mengatakan bahwa kami<br />

telah salah, dan kenyataannya ialah pengarang mendapat 99.9997<br />

persen dari jangka waktu selamanya. Di luar persoalan ketepatan<br />

ini, jelas bahwa: Jika Konstitusi mengatakan bahwa jangka waktu<br />

seharusnya “terbatas”, dan jangka waktu yang berlaku menjadi sangat<br />

lama dan dengan demikian menjadi tak terbatas, maka ini menjadi<br />

inkonstitusional.<br />

Kedua hakim ini memahami argumen yang telah kami sampaikan.<br />

Namun keduanya tidak mempercayai kasus Lopez, maka keduanya<br />

juga ingin mengedepankannya sebagai alasan untuk menolak<br />

perpanjangan waktu. Kasus ini akhirnya diputuskan tanpa seorang<br />

pun memberi tanggapan atas argumen yang kami sampaikan sejak<br />

kami berhadapan dengan Hakim Sentelle. Ini seperti Hamlet tanpa<br />

sang pangeran.<br />

Kekalahan menyebabkan depresi. Mereka mengatakan bahwa<br />

depresi yang berujung pada kemarahan adalah tanda bahwa seseorang<br />

masih sehat. Kemarahan saya datang dengan cepat, namun ia tidak<br />

menyembuhkan depresi saya. Kemarahan ini terdiri dari dua macam.<br />

Pertama, adalah kemarahan saya ke kelima anggota kubu<br />

“Konservatif ”. Jika saja mereka menjelaskan mengapa prinsip dalam<br />

kasus Lopez tidak dapat diterapkan dalam kasus ini, itu saja sudah<br />

berarti sesuatu. Saya tidak percaya bahwa argumen yang kiranya<br />

mereka akan sampaikan tidak cukup meyakinkan, karena hal tersebut<br />

sudah saya baca dari tulisan-tulisan orang lain. Bahkan saya sendiri<br />

juga mencoba membuatnya. Namun setidaknya satu pernyataan saja<br />

cukup untuk menunjukkan sebuah integritas. Para hakim, khususnya,<br />

ini telah berulang kali mengatakan bahwa cara yang pantas dalam<br />

menafsirkan Konstitusi, ialah menekankan “keaslian“ (orisinalitas)—<br />

yaitu, pertama-tama, dengan memahami teks yang dibuat oleh para<br />

pembingkai undang-undang, kemudian ditafsirkan dalam konteksnya,<br />

288 BUDAYA BEBAS

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!