12.05.2013 Views

budaya-bebas

budaya-bebas

budaya-bebas

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

346 BUDAYA BEBAS<br />

2. Masa Berlaku yang Lebih Pendek<br />

Masa berlaku hak cipta telah mengalami perubahan dari empat belas<br />

tahun menjadi sembilan puluh lima tahun bagi pengarang korporat,<br />

dan menjadi semasa hidup pengarang, ditambah tujuh puluh tahun<br />

bagi pengarang perorangan.<br />

Dalam The Future of Ideas, saya mengusulkan masa berlaku tujuh<br />

puluh lima tahun, yang diberikan melalui perpanjangan lima tahun<br />

dengan syarat pembaruan dilakukan setiap lima tahun. Gagasan<br />

tersebut tampak cukup radikal pada masa itu. Akan tetapi, setelah kita<br />

mengalami kekalahan dalam kasus Eldred melawan Ashcroft, usulan<br />

yang muncul menjadi lebih radikal. The Economist menawarkan masa<br />

berlaku hak cipta selama empat belas tahun3. . Pihak lain mengusulkan<br />

untuk menyatukan masa berlaku hak cipta dengan masa berlaku paten.<br />

Saya setuju dengan siapapun yang percaya bahwa kita membutuhkan<br />

perubahan radikal dalam masa berlaku hak cipta. Namun, ada empat<br />

prinsip yang penting untuk diingat mengenai masa berlaku hak<br />

cipta—di luar persoalan apakah itu empat belas tahun atau tujuh<br />

puluh lima tahun.<br />

(1) Menerapkan Masa berlaku yang pendek: Masa berlaku<br />

sebaiknya memang selama mungkin selama ia masih berguna<br />

untuk penciptaan, tapi tidak boleh lebih lama dari yang dibutuhkan.<br />

Jika ia sangat terikat dengan perlindungan pengarang (sehingga<br />

pengarang dapat mengklaim kembali haknya pada penerbit), hak<br />

pada karya yang sama (bukan karya turunan) mungkin dapat<br />

diperpanjang. Kuncinya adalah tidak mengaitkannya karya dengan<br />

peraturan hukum jika memang sudah tidak lagi memberikan<br />

keuntungan apapun pada pengarangnya.<br />

(2) Membuatnya sederhana: batasan antara ranah publik dan<br />

konten yang dilindungi harus tegas. Para pengacara suka dengan<br />

ketidakjelasan istilah “prinsip penggunaan wajar”, dan pembedaan<br />

“gagasan” dan “ekspresi”. Hukum semacam itu memberi mereka

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!