12.05.2013 Views

budaya-bebas

budaya-bebas

budaya-bebas

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Dengan perbandingan dua banding satu, (22 dari 11 suara), hasil<br />

suara mayoritas menyatakan bahwa mereka menentang ide tentang<br />

hukum hak cipta kekal. Bagaimanapun hukum umum dipahami<br />

orang, sampai saat ini hak cipta ditetapkan dapat berlaku pada kurun<br />

waktu tertentu, dan setelahnya karya yang dilindungi oleh hak cipta<br />

ini masuk ke dalam ranah publik (public domain).<br />

“Ranah publik”. Sebelum kasus Donaldson vs Beckett, tidak ada<br />

gagasan yang pasti tentang konsep ranah publik di Inggris. Sebelum<br />

1774, ada sebuah argumen kuat yang menyatakan bahwa hak cipta di<br />

bawah hukum umum bersifat kekal. Setelah tahun 1774, ranah publik<br />

pun lahir. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Anglo-Amerika,<br />

kontrol legal atas karya kreatif dapat berakhir, dan karya-karya<br />

terhebat dalam sejarah Inggris—termasuk karya Shakespeare, Bacon,<br />

Milton, Johnson, dan Bunyan—telah <strong>bebas</strong> dari kekangan hukum.<br />

Mungkin sulit bagi kita untuk membayangkannya, namun<br />

keputusan dari House of Lords ini telah menyulut reaksi yang sangat<br />

menggemparkan dan politis. Di Skotlandia, yang merupakan tempat<br />

kebanyakan “penerbit buku bajakan” melakukan pekerjaan mereka,<br />

orang merayakan keputusan ini di jalanan. Seperti yang diberitakan<br />

oleh Edinburgh Advertise, “Belum pernah sebelumnya sebuah kasus<br />

privat seperti ini menyita perhatian publik yang begitu besar, dan<br />

belum pernah sebelumnya kasus seperti ini diajukan ke House of<br />

Lords serta menghasilkan keputusan yang memenangkan kepentingan<br />

banyak orang.” “Kebahagiaan yang luar biasa dirasakan di Edinburgh<br />

atas menangnya kepemilikan sastra: semua begitu meriah dan<br />

semarak.” 13<br />

Akan tetapi di London, setidaknya di kalangan penerbit, reaksi<br />

yang tak kalah keras datang dari sisi yang berseberangan. Seperti yang<br />

diberitakan The Morning Chronicle:<br />

Berdasarkan keputusan tersebut…. Apa yang telah dibeli<br />

secara jujur melalui lelang dengan nilai hampir 200.000 pounds,<br />

dan apa yang kemarin dianggap sebagai suatu pemilikan kini<br />

tidak berharga sama sekali. Para penjual buku di London dan<br />

“PROPERTI” 111

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!