12.05.2013 Views

budaya-bebas

budaya-bebas

budaya-bebas

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

BAB SEBELAS: Chimera<br />

Dalam sebuah cerita pendek yang sangat terkenal karya<br />

H.G. Wells, seorang pendaki gunung bernama Nunez terperosok<br />

(secara harfiah, masuk ke dalam lereng gunung es) ke sebuah lembah<br />

asing dan terisolasi di pegunungan Andes di Peru1 . Lembah tersebut<br />

sangat indah, dengan “air, rerumputan, dan cuaca yang menyegarkan,<br />

lereng dengan tanah yang gembur, dengan semak-semak rimbun di<br />

atasnya yang dipenuhi buah-buahan yang menggiurkan.” Akan tetapi,<br />

semua penduduk desa di sana buta. Nunez menganggap hal ini sebagai<br />

sebuah kesempatan. “Di Negeri para Orang Buta,” katanya pada diri<br />

sendiri, “Manusia Bermata Satu adalah Raja.” Lalu ia memutuskan<br />

untuk hidup bersama dengan penduduk desa itu, dan mencoba<br />

kehidupan sebagai raja.<br />

Tetapi, hal-hal tidak berjalan seperti apa yang ia rencanakan. Ia<br />

mencoba menjelaskan gagasan mengenai penglihatan kepada para<br />

penduduk desa. Mereka tidak mengerti. Ia mengatakan kepada<br />

mereka bahwa mereka “buta”. Mereka tidak mempunyai padanan kata<br />

untuk kata buta. Mereka pikir ia hanyalah orang dungu. Malahan,<br />

karena semakin lama mereka menyadari hal-hal yang tidak dapat<br />

dilakukan Nunez (mendengar bunyi rumput dipijak, misalnya),<br />

mereka semakin mencoba mengontrolnya. Pada gilirannya, ia merasa<br />

semakin frustrasi. “Kalian tidak mengerti.” Teriaknya, dengan suara<br />

TEKA-TEKI 209

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!