12.05.2013 Views

budaya-bebas

budaya-bebas

budaya-bebas

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

mengira kalau dongeng tersebut adalah dongeng yang menyenangkan,<br />

cerita yang manis dan cocok untuk pengantar tidur anak-anak.<br />

Kenyataannya, dongeng yang ditulis Grimm, bagi kami, sangatlah<br />

gelap. Hanya orang tua yang sangat ambisius saja yang berani<br />

membacakan cerita-cerita berdarah dan sarat moral ini kepada anakanaknya<br />

menjelang tidur atau kapanpun.<br />

Disney mengambil kisah-kisah ini dan mengungkapkannya<br />

kembali dengan cara yang membawanya ke zaman baru. Dia<br />

menghidupkan kisah-kisah tersebut dengan tokoh-tokoh dan cahaya.<br />

Dengan tidak menghilangkan unsur menakutkan dan berbahaya dari<br />

cerita, ia mengemas apa yang suram menjadi lucu dan menyisipkan<br />

perasaan kasih sayang yang tulus pada apa yang tadinya menakutkan.<br />

Dan ini tidak hanya dilakukannya atas karya Grimm Bersaudara.<br />

Kalau semua karya Disney yang diambil dari karya orang lain disusun<br />

dalam satu katalog, memang hasilnya akan cukup mengagumkan:<br />

Snow White(1937), Fantasia (1940), Pinocchio (1940), Dumbo (1941),<br />

Bambi(1942), Song of the South (1946), Cinderella (1950), Alice in<br />

Wonderland (1951), Robin Hood (1952), Peter Pan (1953), Lady<br />

and the Tramp (1955), Mulan (1998), Sleeping Beauty (1959), 101<br />

Dalmatians (1961), The Sword in the Stone (1963), dan The Jungle<br />

Book (1967),-belum lagi contoh baru-baru ini yang mungkin akan<br />

dapat dengan cepat kita lupakan, Treasure Planet (2003). Dalam semua<br />

kasus ini, Disney (atau Disney, Inc.) merenggut kreativitas dari <strong>budaya</strong><br />

di sekitarnya, mencampurkan kreativitas tersebut dengan bakatnya<br />

sendiri yang luar biasa, dan kemudian membakar campuran tersebut<br />

ke dalam jiwa <strong>budaya</strong>nya. Merenggut, mencampur dan membakar<br />

(Rip, mix and burn).<br />

Hal ini merupakan suatu bentuk kreativitas. Kreativitas yang<br />

harus kita ingat dan kita rayakan. Beberapa menganggap bahwa tak<br />

ada kreativitas lain selain yang ini. Kita tidak perlu berkesimpulan<br />

sejauh itu hanya untuk menunjukkan nilai pentingnya. Kita bisa<br />

menyebutnya kreativitas “Disney”, meskipun ini bisa jadi sedikit<br />

menyesatkan. Tepatnya ini adalah “kreativitas Walt Disney”, sebentuk<br />

26 BUDAYA BEBAS

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!