12.05.2013 Views

budaya-bebas

budaya-bebas

budaya-bebas

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

suatu kegiatan berdampak pada perdagangan antarnegara bagian, maka<br />

aktivitas tersebut berdampak pada perdagangan antarnegara bagian.<br />

Pemerintah berkata bahwa Mahkamah Agung tidak berada dalam<br />

posisi untuk mempertimbangkan ulang keputusan Kongres.<br />

“Mari kita renungkan sejenak implikasi dari argumen pemerintah<br />

ini,” tulis sang Hakim Mahkamah6 . Jika apapun yang Kongres nyatakan<br />

sebagai perdagangan antarnegara bagian maka harus dianggap<br />

sebagai perdagangan antar negara bagian, maka kewenangan Kongres<br />

nyaris bersifat mutlak. Keputusan dalam Lopez dikuatkan kembali<br />

lima tahun kemudian dalam kasus Amerika Serikat melawan Morrison7 .<br />

Jika yang bekerja di sini adalah sebuah prinsip, maka ketika ia<br />

berlaku pada Klausul Perdagangan, ia juga berlaku pada Klausul Kemajuan8<br />

. Dan jika prinsip tersebut diterapkan dalam Klausul Kemajuan,<br />

prinsip tersebut harusnya menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa<br />

Kongres tidak dapat memperpanjang jangka waktu yang sedang<br />

berlaku. Jika Kongres bisa memperpanjang jangka waktu yang berlaku,<br />

maka tidak akan ada “titik berhenti” dalam kewenangan Kongres atas<br />

jangka waktu, meskipun Konstitusi secara tegas telah menyatakan<br />

bahwa hal tersebut ada batasnya. Dengan demikian, prinsip yang<br />

sama yang diterapkan pada kewenangan untuk mengabulkan hak<br />

cipta juga harusnya mengatur bahwa Kongres tidak diperbolehkan<br />

untuk memperpanjang jangka waktu hak cipta yang berlaku.<br />

Ini terjadi hanya jika prinsip yang tertuang dalam kasus Lopez<br />

merupakan suatu prinsip. Banyak orang beranggapan bahwa<br />

keputusan dalam kasus Lopez adalah sebuah langkah politik. Bahwa<br />

ini merupakan wujud dari Mahkamah Agung yang konservatif,<br />

yang meyakini hak-hak negara dan menggunakan kewenangannya<br />

atas Kongres demi membela preferensi politik pribadinya. Tetapi<br />

saya menolak pandangan yang seperti itu. Bahkan tak lama setelah<br />

keputusan tersebut diambil, saya menulis sebuah artikel yang<br />

menunjukkan “kepatuhan” dalam penafsiran Konstitusi yang demikian.<br />

Bagi saya gagasan bahwa Mahkamah Agung memutuskan kasus<br />

sebagai bagian dari manuver politiknya sangatlah membosankan. Saya<br />

tidak akan mengabdikan hidup saya mengajar hukum perundang-<br />

KESEIMBANGAN 259

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!