12.05.2013 Views

budaya-bebas

budaya-bebas

budaya-bebas

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

76 BUDAYA BEBAS<br />

Pembajakan I<br />

Di seluruh dunia, tetapi terutama di Asia dan Eropa Timur, hadir<br />

beragam bisnis yang kerjanya hanya mengambil, mengopi, dan<br />

menjual konten orang lain yang sudah berhak cipta – dan semua ini<br />

dilakukan tanpa ijin pada pemilik hak cipta tersebut. Industri rekaman<br />

memerkirakan bahwa kerugian yang diderita oleh pihaknya sekitar 4,6<br />

miliar dolar per tahun akibat pembajakan secara fisik1 (artinya dari<br />

tiga CD yang dijual di seluruh dunia, satu di antaranya adalah hasil<br />

pembajakan). MPAA memperkirakan bahwa industri film menderita<br />

kerugian sekitar 3 miliar dolar Amerika per tahun dari penjualannya<br />

di seluruh dunia akibat pembajakan.<br />

Ini adalah pembajakan dalam bentuknya yang paling sederhana<br />

dan kentara. Tidak ada satupun argumen dalam buku ini, ataupun<br />

argumen dari kebanyakan orang ketika membicarakan tema buku ini,<br />

yang dapat menggoyahkan keyakinan kita pada poin sederhana ini:<br />

bahwa pembajakan adalah salah.<br />

Ini bukan berarti bahwa tidak ada alasan dan justifikasi yang<br />

dapat diajukan demi membela tindakan tersebut. Kita bisa, misalnya,<br />

mengingatkan pada diri kita masing-masing bahwa untuk sepanjang<br />

abad pertama usia Republik Amerika, Amerika tidak menghormati<br />

hak cipta orang asing. Dalam pengertian ini, kita dilahirkan sebagai<br />

bangsa pembajak. Dengan demikian, sepertinya akan tampak<br />

munafik jika kita tetap bersikukuh menganggap bahwa negara-negara<br />

berkembang adalah salah, sementara di abad pertama berdirinya<br />

negara ini, pembajakan dianggap sebagai sesuatu yang benar.<br />

Alasan tersebut tidaklah terlalu kuat. Secara teknis, hukum kita<br />

tidak melarang pengambilan karya-karya pihak asing. Hukum secara<br />

eksplisit membatasi hanya pada karya-karya orang Amerika. Oleh<br />

karena itu, penerbit-penerbit Amerika yang menerbitkan karya-karya<br />

penulis asing tanpa ijin dari penulisnya, tidak melanggar hukum apa<br />

pun. Tapi sebaliknya, yang terjadi di tempat fotokopi di Asia adalah<br />

pelanggaran terhadap hukum Asia. Karena negara-negara Asia<br />

memberi perlindungan pada hak cipta orang asing, dan kegiatan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!