12.05.2013 Views

budaya-bebas

budaya-bebas

budaya-bebas

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Westminster, banyak di antara mereka menjual harta kekayaaan<br />

dan rumah mereka untuk membeli Hak Cipta, secara nyata<br />

mengalami kehancuran. Dan bagi mereka yang telah bekerja<br />

di industri ini selama bertahun-tahun lamanya, dan selama ini<br />

mengira bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menghidupi<br />

keluarganya, harus menerima kenyataan bahwa kini mereka tidak<br />

dapat meninggalkan sepeser uang pun pada penerus mereka. 14<br />

“Dihancurkan” mungkin kata yang agak melebih-lebihkan. Namun<br />

tidak terlalu berlebihan untuk mengatakan bahwa hal ini telah<br />

membawa sebuah perubahan yang serius. Keputusan yang diambil The<br />

House of Lords membuat para penjual buku tidak lagi bisa mengontrol<br />

arah tumbuh dan berkembangnya <strong>budaya</strong> Inggris. Sejak itu ke<strong>budaya</strong>an<br />

Inggris <strong>bebas</strong>. Bebas di sini bukan berarti bahwa hak cipta tidak lagi<br />

dihormati karena tentu saja, dalam suatu jangka waktu yang terbatas<br />

setelah diterbitkannya sebuah buku, penjual berhak untuk mengontrol<br />

publikasinya. Juga bukan berarti bahwa dibolehkan untuk mencuri<br />

buku, karena, -bahkan setelah jangka waktu hak cipta berakhir, anda<br />

harus tetap membeli buku dari seseorang. Tapi pengertian <strong>bebas</strong> di sini<br />

adalah bagaimana <strong>budaya</strong> dan perkembangannya tidak lagi dikontrol<br />

oleh sekelompok kecil penerbit. Seperti yang dilakukan semua pasar<br />

<strong>bebas</strong>, pasar <strong>bebas</strong> dari <strong>budaya</strong> <strong>bebas</strong> ini akan tumbuh seiring pilihan<br />

konsumen dan produsennya. Budaya Inggris akan berkembang sesuai<br />

dengan pilihan dari banyak pembaca di Inggris—memilih buku apa<br />

yang ingin mereka beli dan tulis; memilih terbitan apa yang mau<br />

mereka dukung dan cetak. Dalam hal ini, memilih dalam konteks yang<br />

kompetitif. Bukan dalam konteks di mana pilihan tentang <strong>budaya</strong><br />

sudah terlebih dahulu disediakan bagi masyarakat dan juga ditentukan<br />

cara mengaksesnya oleh segelintir orang saja, sementara keinginan<br />

orang banyak cenderung tetap terabaikan.<br />

Setidaknya, inilah aturan yang diterapkan di dunia yang<br />

Parlemennya anti monopoli, yang resisten terhadap upaya proteksionis<br />

penerbit. Dalam dunia yang Parlemennya lebih lentur, <strong>budaya</strong> <strong>bebas</strong><br />

tidak akan begitu terlindungi.<br />

112 BUDAYA BEBAS

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!