10.01.2015 Views

1y3agbn

1y3agbn

1y3agbn

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

SELINGAN<br />

dekat ketimbang warna putih dari sebutir beras,”<br />

ujar George.<br />

l l l<br />

Perkenalan Ali dengan tinju dimulai pada<br />

usia 12 tahun. Pemicunya adalah ketika sepeda<br />

hadiah ulang tahun dari ayahnya digondol maling.<br />

Sembari berurai air mata, ia mendatangi<br />

pos polisi. Tapi Joe Martin, petugas yang piket<br />

dan dikenal sebagai pelatih tinju, malah mengajaknya<br />

ikut berlatih tinju agar bisa memukuli<br />

si pencuri. Sejak itu tinju menjadi bagian dari<br />

hidupnya.<br />

Temannya di masa kecil, Lawrence Montgomery<br />

Sr, adalah salah seorang yang pertama<br />

merasakan kerasnya pukulan jab Ali. Ia biasa<br />

diminta Ali menahan pukulan-pukulannya<br />

dengan kedua telapak tangannya. Ketika Ali<br />

kecil mengungkapkan ambisinya menjadi juara<br />

dunia tinju kelas berat, ia menepisnya. “Man,<br />

sebaiknya kau buang jauh-jauh pikiran itu,”<br />

ujar Montgomery seperti ditulis Associated<br />

Press, 10 Januari 2012.<br />

Tapi ia keliru. Temannya itu rupanya bersungguh-sungguh<br />

mewujudkan ambisinya itu.<br />

Ia tekun berlatih fisik dan bekerja keras untuk<br />

itu. Ketimbang naik bus ke sekolah, Ali kecil<br />

lebih suka berlari sejauh 6 kilometer untuk<br />

melatih kecepatan. “Kami yang naik bus akan<br />

sama tibanya di sekolah dengan dia yang berlari,”<br />

kata Shirlee Smith, yang lulus bersamaan<br />

MAJALAH DETIK 12 - 18 JANUARI 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!