Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
INSPIRING PEOPLE<br />
ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />
Semakin sering ditugasi kantornya mengunjungi<br />
daerah, semakin tinggi pula desakan<br />
Taufan untuk mewujudkan mimpinya membangun<br />
usaha yang bisa bermanfaat bagi banyak<br />
orang. Pertengahan 2009, Taufan mantap<br />
meninggalkan pekerjaannya. Ilmu manajemen<br />
bisnis yang pernah ia pelajari selama di bangku<br />
kuliah di ITB ia buka-buka dan ingat-ingat lagi.<br />
Saat keluar dari pekerjaannya, sebenarnya<br />
Taufan belum punya gambaran jelas apa yang<br />
akan dia kerjakan. Ia lalu mempelajari selukbeluk<br />
pembiayaan mikro dan sistem Bank<br />
Grameen, seperti dirintis Muhammad Yunus<br />
di Bangladesh. Ia berkeyakinan, jika Bank Grameen<br />
bisa sukses diterapkan di Bangladesh dan<br />
diakui dunia, mengapa dia tak mengimitasinya<br />
di Indonesia, yang juga punya masalah kemiskinan<br />
hampir sama.<br />
Hanya bermodal Rp 10 juta dari kantongnya<br />
sendiri, Taufan mencoba meminjamkan kepada<br />
sepuluh orang yang membutuhkan. Ia memilih<br />
warga Putat Nutug, Ciseeng, Bogor, sebagai<br />
nasabah pertama. Pertimbangannya, selama<br />
survei di puluhan kecamatan di Kabupaten<br />
Bogor, angka kemiskinan Ciseeng paling akut.<br />
Tak hanya memberikan pinjaman, Taufan juga<br />
memberikan pendampingan kepada sepuluh<br />
nasabah dengan mengajarkan membuat pembukuan,<br />
cara berjualan, hingga teknik pemasaran.<br />
Namun rupanya proyek pertama ini tak<br />
semulus bayangannya. Nasabah yang awalnya<br />
lancar membayar setoran makin lama makin<br />
seret membayar. Mereka sering menghindar<br />
dan menolak menemuinya. “Mereka menggunakan<br />
berbagai alasan untuk tak membayar,”<br />
katanya. Akhirnya uang itu ludes tak berbekas.<br />
Tapi Taufan tak kapok dan tak jera menerus-<br />
MAJALAH DETIK 12 - 18 JANUARI 2015