You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
FOKUS<br />
Nah, slot itu dari<br />
dulu masalahnya. Ini<br />
barang dagangan.<br />
Tapi pembuktiannya<br />
susah.<br />
Agus Pambagio<br />
ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />
Makassar.<br />
Sedangkan penerbangan internasional dikelola<br />
oleh Garuda Indonesia.<br />
IDSC memberikan izin slot selama satu<br />
musim atau enam bulan kepada tiap maskapai<br />
penerbangan yang beroperasi di Indonesia.<br />
Izin slot merupakan izin perencanaan operasional<br />
maskapai penerbangan berdasarkan<br />
pergerakan pesawat di bandara. Pertimbangannya<br />
adalah kemampuan bandara menampung<br />
pesawat dihitung dari kapasitas terminal,<br />
apron, dan kemampuan ATC.<br />
Izin slot hanya syarat untuk mendapatkan<br />
izin rute. Izin rute inilah yang harus dikantongi<br />
maskapai untuk mengudara ke bandara tujuan.<br />
●●●<br />
Ketua IDSC Hemi Pamuraharjo mengaku<br />
selama ini izin slot time sangat longgar. Kapasitas<br />
bandara yang ditangani oleh IDSC cukup<br />
menampung semua maskapai. Tahun 2011,<br />
Bandara Soekarno-Hatta memiliki kemampuan<br />
kapasitas 64 pergerakan pesawat per jam,<br />
Ngurah Rai 20, Juanda 26, Sultan Hasanuddin<br />
24, dan Sentani 18.<br />
“Dari jumlah maksimum yang ditetapkan<br />
oleh bandara itu, kami undang semua airline.<br />
Eh, ini jam bandara beroperasi dari jam sekian<br />
ke sekian, per jamnya yang sudah dipakai sekian,”<br />
tuturnya.<br />
Menteri Jonan mengaku kecolongan dengan<br />
praktek penerbangan yang berlangsung selama<br />
ini. Banyak pesawat meninggalkan bandara hanya<br />
dengan memberikan surat izin slot kepada<br />
otoritas bandara setempat. Anehnya, otoritas<br />
bandara dan AirNav tetap saja memberi mereka<br />
izin meski tidak ada izin rute untuk mereka.<br />
“Yang dari IDSC itu bukan izin rute. Itu kan<br />
rencana, itu slot teknisnya,” Jonan menegaskan.<br />
Seharusnya maskapai pemegang izin slot<br />
melanjutkan proses perizinan kepada Dirjen<br />
Perhubungan Udara untuk mendapatkan izin<br />
rute. Izin rute ini memang harus melalui kewenangan<br />
pusat, tidak bisa diwakilkan kepada<br />
otoritas bandara selaku perwakilan Dirjen Perhubungan<br />
Udara di bandara setempat.<br />
Jonan jengkel izin rute kerap dianggap remeh<br />
dan hanya dijadikan formalitas semata. Dari audit<br />
MAJALAH DETIK 12 - 18 JANUARI 2015