1y3agbn

FOKUS
(Dari kiri ke kanan) Ketua
IDSC Hemi Pamuraharjo,
Direktur Safety AirNav
Indonesia Wisnu Darjono,
GM Angkasa Pura I Bandara
Juanda Trikora Harjo
BAHTIAR RIFAI, IBAD DUROHMAN, ISFARI
HIKMAT/DETIKCOM
Argumen Djoko dan Hemi ini diperkuat
Peraturan Dirjen Perhubungan Udara No. KP
6 Tahun 2014 bahwa slot time dipakai buat
mengurus izin rute. Peraturan Menteri Perhubungan
tentang Penyelenggaraan Angkutan
Udara juga menyebutkan penerbangan
harus punya izin rute sebelum mengudara.
Begitu terpojok, Hadi Mustofa Djuraid
menceritakan, mereka yang memberi lampu
hijau kepada QZ8501 berkelit bahwa masalahnya
ada pada distribusi surat keputusan. “Ada
yang bilang katanya mereka tidak mendapat
tembusannya, padahal surat diserahkan ke
kantor masing-masing,” kata Hadi.
Direktur Safety AirNav Indonesia Wisnu
Darjono menyatakan dokumen izin rute
AirAsia dari Dirjen Perhubungan Udara tidak
pernah sampai ke orang-orangnya di lapangan.
Yang diketahui petugas air traffic controller
(ATC) AirNav di Surabaya, kata Wisnu,
AirAsia sudah mendapat slot time terbang
setiap hari ke Singapura.
Karena tidak menerima tembusannya, Wisnu
mengatakan, mereka tidak tahu bahwa,
dari tujuh hari itu, Kementerian cuma menyetujui
empat saja. “Jadi ada miskomunikasi,
dikiranya tujuh hari itu masih berlaku,” kata
Wisnu.
General Manager Angkasa Pura I Bandara
Juanda, Trikora Harjo, juga menyatakan tidak
pernah menerima surat serupa dari Kementerian.
“Surat tembusannya saya kan enggak
dapat. Mana ada tembusan GM Trikora Harjo
di situ, tidak ada, Bos.”
Trikora membenarkan pihaknya memberikan
apron yang dipakai AirAsia QZ8501
menyiapkan penerbangan. “Mempersiapkan
MAJALAH DETIK 12 - 18 JANUARI 2015