You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
INSPIRING PEOPLE<br />
Saat keluar dari<br />
pekerjaannya,<br />
sebenarnya Taufan<br />
belum punya<br />
gambaran jelas<br />
apa yang akan dia<br />
kerjakan.<br />
ANDI TAUFAN GARUDA PUTRA<br />
ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />
pinjam ke bank karena tidak punya barang<br />
yang bisa diagunkan,” kata Elly. Satu-satunya<br />
barang berharga miliknya hanyalah sepeda<br />
motor yang biasa dipakai suaminya mengojek.<br />
Itu pun belum lunas terbayar.<br />
Anggota majelis lain, Salma, 60 tahun, juga<br />
berniat mengajukan pinjaman begitu utangnya<br />
lunas. Cicilan Salma masih tujuh kali atau tujuh<br />
minggu lagi. Rencananya, uang pinjaman akan<br />
ia gunakan untuk membayar ujian anaknya<br />
yang duduk di bangku SMA kelas III.<br />
Dia memang sudah berulang kali meminjam<br />
ke Koperasi Amartha. Sewaktu anaknya masuk<br />
SMA, Salma juga mengajukan pinjaman untuk<br />
membayar biaya masuk sekolah. Setahun lunas,<br />
ia mengajukan kembali untuk membuat toilet,<br />
merenovasi emperan rumahnya, dan modal<br />
usaha. Dan sekarang ia berencana mengajukan<br />
pinjaman untuk biaya ujian kelulusan anaknya.<br />
“Alhamdulillah, yang dipinjamkan Amartha<br />
bermanfaat semua,” ujarnya.<br />
Salma, Elly, dan anggota Majelis Amartha ini<br />
adalah orang-orang yang tak pernah tersentuh<br />
layanan bank. Mereka inilah orang-orang yang<br />
sering disebut tak bankable, tak layak untuk<br />
dapat pinjaman bank. Ditolak bank, mereka<br />
sering terjebak utang dengan bunga setinggi<br />
langit dari para rentenir.<br />
“Amartha teh urang mana, meni bageur pisan,”<br />
Ibu RT Sarbini menyeletuk. “Amartha ini<br />
orang mana, kok baik sekali”<br />
●●●<br />
Andi Taufan Garuda Putra, 28 tahun, mestinya<br />
sudah hidup enak, punya segalanya. Masih<br />
muda, lahir dari keluarga berkecukupan, Taufan<br />
lulus dari salah satu sekolah bisnis terbaik<br />
di Indonesia dan bekerja sebagai konsultan di<br />
perusahaan multinasional besar, IBM. Gajinya<br />
tentu tak kecil. Apa lagi yang dicari<br />
Tapi ada yang selalu mengusik hatinya setiap<br />
kali dia mendapat tugas dari kantornya<br />
ke daerah-daerah di Indonesia. Di Jakarta, dia<br />
menyaksikan segala hal yang gemebyar dari<br />
Indonesia. Di daerah, dia menyaksikan sisi lain<br />
dari Indonesia. Dia menyaksikan betapa besarnya<br />
ketimpangan antara Jakarta dan daerah.<br />
MAJALAH DETIK 12 - 18 JANUARI 2015