1y3agbn

INTERNASIONAL
ITU TAK SEPERTI SEBUAH PEMERKOSAAN,
TAPI JUGA TAK SEPERTI BERHUBUNGAN
CINTA.”
remaja telanjang berderet-deret dipajang di sepanjang
tangga. “Tapi aku terlalu nervous untuk
mengamatinya,” kata Virginia. Di dalam kamar,
Epstein sudah menunggunya, tertelungkup telanjang
bulat di atas kasur. Ghislaine memberi
contoh bagaimana mesti memuaskan Epstein.
Hari itu, di hari pertama Virginia kerja, dia
“dipaksa” melayani nafsu seks Epstein. “Jeffrey
mengatakan dia ingin menjadi mentorku....
Aku merasa dia dan Ghislaine sangat perhatian
kepadaku. Kami sudah seperti keluarga.
Kadang kami menonton Sex & the City sembari
mengudap berondong,” Virginia mengenang.
“Tapi itu keluarga yang sakit. Jeffrey melatihku
untuk membuat senang laki-laki. Aku dibiasakan
melakukan apa pun yang bisa membuatnya
senang supaya aku bisa tetap menjadi
gadisnya yang nomor satu.”
Epstein lumayan royal kepada Virginia, tapi
dia juga memperlakukan gadis yang belum
18 tahun itu sebagai budak seksnya. Bersama
sejumlah gadis remaja lain, Virginia ikut dalam
pesta-pesta seks yang sering digelar Epstein
dan sobat-sobatnya. Pada 2001, Epstein dan
Ghislaine mengajaknya terbang ke London.
“Hari ini kita akan berbelanja. Kamu butuh
baju baru karena hari ini kamu akan berdansa
dengan Pangeran,” kata Ghislaine saat tiba di
hotel. Malam harinya, untuk pertama kalinya,
Virginia berkenalan dengan Pangeran Andrew.
Sudah lama Epstein berkarib dengan Pangeran
Andrew. Mereka sering menghabiskan
waktu berdua. Bukan cuma sering menjamu
Pangeran Andrew dengan pesta-pesta, Epstein
juga menyokong keuangan Sarah Ferguson,
mantan istri Pangeran Andrew. Berulang kali
Sarah Ferguson, yang hidupnya boros, terbelit
masalah keuangan.
Sepanjang malam, menurut Virginia, Andrew
terus menatapnya. “Sepertinya Pangeran
sangat tertarik padamu,” Ghislaine berbisik.
Kemudian Ghislaine dan Epstein meninggalkan
Virginia berdua saja dengan Pangeran Andrew.
MAJALAH DETIK 12 - 18 JANUARI 2015