12.07.2015 Views

Madilog-Tan-Malaka

Madilog-Tan-Malaka

Madilog-Tan-Malaka

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

MADILOG<strong>Tan</strong> <strong>Malaka</strong> (1943)BAB VIIPENINJAUAN DENGAN MADILOGPasal 1. PERMULAAN KATA.Kembali kita memandang kepada <strong>Madilog</strong>. Pada permulaan buku ini dia masih satu barangyang kabur. Tetapi lama dia dapat sepuhan. Sekarang dia kembali dari sepuhan denganmemperlihatkan cahaya yang lebih terang."<strong>Madilog</strong>” ialah cara berpikir, yang berdasarkan Materialsime, Dialektika dan Logika buatmencari akibat, yang berdiri atas bukti yang cukup banyaknya dan tujuan diperalamkan dan diperamati.<strong>Madilog</strong> bukanlah barang yang baru dan bukanlah buah pikiran saya. <strong>Madilog</strong> ialah pusakayang saya terima dari Barat. Bukan pula dimaksudkan diterima oleh otak yang cemerlangseperti tanah subur menerima tampang yang baik. Saya akui kesederhanaan saya dalamsegala-gala, pembawaan atau talent, masyarakat, didikan, pembacaan dan kesempatan.Maksud saya terutama ialah buat merintis jalan teman sejawat.s aya, dengan buku ini,mempersilahkan mempelajari cara berpikir dunia Barat dengan rendah hati sebagi murid yangjujur dan mata terbuka.Disini dengan jelas dan terus-terang saya mau mengatakan, bahwa <strong>Madilog</strong> sama sekalitepat berlawanan dengan "ketimuran” yang digembar-gemborkan lebih dari mestinya,semenjak Indonesia dimasuki tentara Jepang. Lebih jelas pula saya mesti terangkan bahwayang saya maksud dengan ketimuran itu, ialah segala-gala yag berhubungan dengan Mystika,Kegaiban, dari manapun juga datangnya di timur ini. tiada pula saya maksudkan, bahwa sudahtaka ada yang gaib didunia, yakni sudah semua diketahui. Pengetahuan tiada akan bisa habisdan tiada boleh habis. Seperti juga "satu” kata tuan , "dua” kata saya. "Sejuta” sahut tuan,"Sejuta ditambah satu” jawab saya pula. Dan seterusnya. Demikianlah juga pengetahuan barumenimbulkan persoalan baru, terus-menerus. Tetapi persoalan baru itu akan terus-meneruspula bisa diselesaikan. Tiada ada bats pengetahuan dan tiada pula batas-batasnya persoalan.Inilah bahagian dari kehidupan manusia dan bagian dari dunia pikiran. Barang siapa mengaku,bahwa ada batas pengetahuan atau batas persoalan, maka dia jatuh kelembah mystikakeperangkap dogmatisme. Dia akan berpangku tangan, memuncang hidungnya, membilang

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!