12.07.2015 Views

Madilog-Tan-Malaka

Madilog-Tan-Malaka

Madilog-Tan-Malaka

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

masyarakat yang acap berlaku dan kekuasaan lama-kelamaan berpusat atau sebagian besarberpindah pada satu Raja, pada jago perang, pada satu Napoleon, pada Maha Raja, yang AhliFilsafatnya Maha Raja ini tentulah merasa tak puas memuja Tiga Dewa yang bersamaankekuasaannya. Dia perlu mendapatkan, dan Maha Raja merasa enak telinganyamendengarkan, serta Rakyat mufakat, kalau Ahli Brahmana menfirmankan adanya MahaDewa, Dewa Yang Terkuasa. Keadaan ini sesuai dengan gambaran masyarakat pada tingkatitu.Bila terjadinya saya tak tahu, tetapi dikatakan bahwa akhirnya Kasta Ksatrya (Kasta Raja)ditumbangkan oleh Kasta Brahmana. Jadi pemerintah yang bersemangat digantung tinggi,dibuang jauh, ya Tuanku Syah Alam, tiada cocok lagi dengan semagat kaum Brahmanayang memimpin, memerintah.Kaum Brahmana memimpin dengan pengetahuan atas kepercayaan resmi. Yang terkemukatiadalah lagi t o n g k a t n y a Maharaja yang berbadan pada polisi rahasia dan polisiresminya, melainkan pada kepercayaan. Makin gaib, makin sakti, makin asing terpisahkepercayaan itu makin jitu buat mengendali rakyat jelata. Brahma, Atman, Jiwa Alam, MahaJiwa itu adlaah barang gaib, terpisah dari jasmnai. Ini cocok dengan Kasta Brahmana denganundang Manu, Kitab Suci, Kitab Veda, Firman yang Mahakuasa itu.Maharaja, Raja, Ningrat dan Rakyat yang mengikutinya yang dikalahkan oleh KastaBrahmana tadi, tentulah tiada akan terus berpeluk tangan saja menangisi kekalahannya. Sudahsepatutnya kalau mereka mengadakan percobaan merebut kembali kekuasan yang hilang.Sekurangnya mereka akan mengumpulkan tenaga lahir-batin, senjata dan kepercayaan asliatau baru, buat megadakan contra-revolusi. Boleh jadi memang sudah ada satu atau lebihpemberontakan balasan semacam itu berlaku dalam sejarah Hindustan. Kita tak tahu karenatanggal dan sebab yang nyata dari satu peperangan atau pemberontakan tentulah tak bisadigali dari sejarah Hindustan yang berurat dan berpuncak pada kegaiban itu. Satupemberontakan ataupun ancaman pemberontakan balasan saja sudah cukup buat memaksakaum Brahmana berlaku cerdik. Perlulah dikembalikan sebagian dari kekuasaan yang hilangitu pada Kasta Ksatria ; perlulah diadakan compromis. Cocok dengan keduniaan yang fana iniperlulah pula diadakan compromis pada dunia baka, yang digambarkan oleh Kitab Veda,firmannya Yang Mahakuasa itu. Demikianlah akhirnya taida akan mengherankan, kalaukepercayan pada Maha Jiwa tadi memasukkan kepercayaan Maha Dewa, supaya lebih menjadiMaha-Jiwa-Dewa (Pan-Mono-Theism).Dengan begitu, maka Kasta Brahmana bisa meneruskan kekuasannya seperti Maha-Trust(mamouth Trust) di Amerika meneruskan kekuasannya dengan jalan menghisap kongsi yangbaru timbul atau bebas. Demikianlah akhirnya peraturan kasta, bertinggi rendah dari kastanajis sampai kekasata Brahmana, calon-Atman, malah dari cacing sampai ke Brahmana,tebrayang pula dalam Kitab Veda, Firmannya Yang Maha Kuasa itu. Bukanlah sepertimenurut ahli burjuis, bertinggi rendahnya manusia dan mahluk didunia ini ialah akibatnyakepercayaan kaum Brahmana, melainkan sebaliknya.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!