12.07.2015 Views

Madilog-Tan-Malaka

Madilog-Tan-Malaka

Madilog-Tan-Malaka

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kepercayaan kejiwaan (Animisme) dalam garis besarnya di seluruh dunia cocok denganMasyarakat berkeluarga. Politik dipegang oleh Bapa, Mamak atau Nenek. Pesawat ialahperkakas yang dijalnankan dengan tangan atau kodrat alam yang bersedia seperti angin danair. Dengan bertukarnya Bumi Iklim dan pesawat sedikit demi sedikit, maka bertukarlah pulacara mengadakan hasil dan pembagian hasil : pertukaran Ekonomi. Pertukaran ini, sambilberlantun dengan lantainya ialah pesawat dan Bumi, mengadakan pertukaran masyarakat,menukar golongan yang memgang politik dalam masyarakat itu. Kita sampai kepada zamanFeodalisme, Keningratan dibawah Raja. Bukan satu raja melainkan banyak raja, apalagi padasatu benua besar seperti Hindustan. Peraturan banyak Raja ini tak cocok lagi dengan pemujaD a t u k (Bapa, Paman atau Nenek) yang sakti karena raja itu boleh jadi keluaran keluargalain, penakluk atau pendamai dengan keluarga sendiri. peraturan masyarakat Hindustan yangpada satu tingkat dalam sejarahnya ada dibawah pemerintahan beberapa Raja, tentulahmenuntut kepercayaan yang cocok dengan itu pula. Masyarakat yang dikepalai oleh BanyakRaja membayang pada pemikir Hindustan yang menciptakan Banyak Dewa.Masyarakat itu terus maju selangkah demi selangkah, karena pesawat dan carapenghasilannya dan berhubungan dengan itu, gerakan politiknya maju pula selangkah demiselangkah. Kita lihat pemimpin Tiga Serangkai itu pada satu Negara adalah cocok denganundangnya ketentraman. Kita saksikan pemerintahnya Triumphirate (Caesar, Pompeyus danGracchus). Di Tiongkok Pemerintah Tiga Serangkai terbentuk pada cerita yang masyhursekali, karena banyak mengandung nasihat dan pengajaran baik. Cerita Sam-Kok. TigaNegara, dibawah Tiga Raja, adalah satu dari cerita classic (tua-bertuah) yang patut dibaca olehpemuda dan pemudi, tua dan muda kita. Disini bisa disaksikan bagaimana pemimpin KongMin dengan pegawai sekali menjalankan politik setimbang. Kalau seorang Raja kelihatanceroboh (agressive) dan kuat, maka Kong Min berpihak pada yang lebih lemah dan bersamamelawan yang ceroboh itu. Dengan begitu Raja ceroboh tak bisa menjalankan politiknya.Kecerobohan bisa dicepatkan, kalau tak bisa dihindarkan sama sekali. seperti pada undangthesis, anti thesis dan synthesis juga, setimbang mungkin dijalankan.Kalau setimbangan semacam itu mesti membayang pula pada kepercayaan resmi, makakhayal ini tiada akan mengherankan. Kalau diantara para Raja Hinudstan pada satu tingkatsejarah didapati Tiga Pucuk Raja, maka pada tingkat ini para Brahmana yang berpikiran ulungtentulah tak senang lagi dengan memuja dan memuji puluhan dewa. Patutlah kalau dipilihTiga Dewa buat diberangkatkan. Kalau Tiga Serangkai itu Cuma dikenal oleh bangsa Aryasaja, belum lagi dikenal oleh yang bukan (non)-Arya, yang takluk atau bergabung denganbangsa Arya sesudah bertarung dengan seru dan sengit, maka patutlah dimasukkan Hantu atauDewanya bangsa Non-Arya kedalam Kitab Veda. Demikianlah Tiga Serangkai Surya, Indradan Agni bertukar menjadi Tiga Serangkai Brahma, Wishnu dan Shiwa atau sebaliknya TigaSerangkai lain, kalau sejarah berlainan pengalirannya. Di Indonesia (Jawa) Tiga Serangkai itupernah berbentuk Surya, Shiwa, Brahma dengan Surya sebagai Dewa Puncak (lihat patung diMusium Jakarta).Masyarakat terus membikin sejarahnya. Peperangan ialah puncak perbuatan politiknya

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!