12.07.2015 Views

Madilog-Tan-Malaka

Madilog-Tan-Malaka

Madilog-Tan-Malaka

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Hindustan dari Utara, diantaranya : Dimanakah matahari itu pada malam hari ? Dimanakahbintang itu pada siang hari ? Apakah sebabnya maka matahari tak jatuh ? Mana yang lebihdahulu, siang atau malam ? Dari manadatangnya angin dan kemanakah perginya ? Danlain-lain yang berhubungan dengan itu.Jawabnya itu tentulah tidak diperoleh dengan memakai teropong sebesar yang didapat olehMount Wilson dan Matematika menruut teori Relativiteitnya Einstein. Jawabnya persoalna itudidasarkan pada para Dewa, yang berpikiran berkemauan dan berperasaan adil, lalim, kejamdan baik seperti manusia juga. Kita, bangsa Indonesia juga pernah mengenal Dewa Hindu,yang dibawa oleh Hindu kemari. Tak perlu lama kita mempelajari bentuk dan sifatnya Dewaitu. Ada masanya Hindustan Asli mengumpulkan dan memuja semuanya 33 Dewa pada 3daerah, yakni ke-1 derah langit, ke-2 didaerah bumi dengan apinya, dan ke-3 didaerah udaradengan angin. Jadi pada tiap-tiap bagian ada 11 Dewa yang memerintah. Akhirnya padatingkat yang lebih lanjut pendeta Hindu memuncakkan kekuasaan 11 Dewa pada tiap-tiapbagian itu pada satu Dewa. Jadi kita dapat 3 puncuk Dewa, ialah : Pertama : Dewa Suryabersemayam dilangit, menguasai daerahnya, kedua Dewa Agni, bersemayam di Bumi,menyelenggarakan perkara api, yang juga bekerja memperhubungkanpara Dewa dan manusia,dan ketiga Dewa Indra, yang bersemayam di Udara, yang mengatur perkara angin. DalamKitab Veda kita juga berjumpakan syair yang memuja dan memuji Dewa Tiga Serangkai ini.Tetapi janganlah pula disangka, bahwa kekuasaan tiap Dewa, diantara yang 33 atau 11ataupun 3-Serangkai dipastikan luas dan batasnya, seperti Tata Negara Amerika Serikatmemastikan kekuasaan, tentang gaji, mengangkat dan melepaskan pegawainya. Semuakekuasaan itu Cuma dibentuk pada syair saja, kekuasaan satu Dewa boleh berada padadaerahnya Dewa lina dan sebaliknya.Ahli syair, pemuja Dewa dan penjawab persoalan yang terbit dikepalanya tak puas denganDewa Tiga Serangkai sebagai pucuk 33 para Dewa tadi, sejarah berjalan dari selangkah demiselangkah dan persoalan timbul satu demi satu. Tiga serangkai tadi akhirnya dibulatkan,ditunggalkan pada SATU ayng berkuasa atas, atau menilik kerja teman sejawatnya. DewaSurya, Dewa Matahari, yang bersemayam dilangitlah yang mendapat kehormatan !Beliau diangkat – juga dalam syair oleh tukang syair – menjadi ketua. Beli inilah yangberganti-ganti mengetuai rapat pada daerah beliau sendiri, yakni di Langit, kemudian di Udaradan akhirnya di Bumi. Maklumlah pembaca, kalau beliu paduka yang Maha Mulya Surya itumengetuai rapat daerah Udara,maka ketua Udara, yakni Dewa Indra, dengan segala tertib danhormat akan duduk disampingnya Dewa Surya.Tetapi tentulah tiada gampang mengetuai hanti dan jinya penduduk Hindustan di Tengahdan Selatan, dipegunungan Dekan, Dipantai Timur dan Barat serta dipulau Selong. Disinisekarang masih kelihatan berapa bangsa yang terang bukan Aryan, menurut bentuk tubuh danwarna kulitnya. Sekarang pegunungan Dekan saja berpenduduk 100.000.000 jiwa. Tetapisebagian terbesar dari mereka menurut ahli Barat (Keene), lebih menyerupai bangsa Tolaingdi Birma (serupa orang Indonesia juga) atau orang Indonesia dikepulauannya dan penduduk

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!