12.07.2015 Views

Madilog-Tan-Malaka

Madilog-Tan-Malaka

Madilog-Tan-Malaka

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

sendiri dan kegiatan untuk meneruskan. Terutama bahasa yang dipakai dalam matematika –bahasa Inggrisnya umpamanya- jitu tajam, terang, dan merdu! Ya, merdu buat si penulis.Semerdu-merdunya, sebab memenuhi sifat-sifat sains.Memang masyarakat kita kekurangan pimpinan dan kebutuhan pendidikan. Kegemaranberhitung dan berpikir memang umum di Indonesia. Di daerah yang saya kenal ketika sayamasih pemuda, kegiatan untuk berhitung itu memang luar biasa. Di tanah Batak danMinangkabau kegiatan itu sampai ke puncak. Di lain tempat di Jawa Tengah umpamanya,saya dengar begitu juga. Tetapi kita tak mempunyai pimpinan. Pendidikan ala sekolahBelanda tak menambah, bahkan membunuh kegiatan matematika. Kalau si murid mempelajarimatematika, bukan karena ia suka pada ilmu itu, melainkan karena ia terpaksa mempelajari,untuk mendapatkan pangkat yang tinggi, seperti opzicthter atau insinyur. Tetapi kalau iasudah mendapat angka yang memuaskan, matematika sebagai pelatih otak dia lemparkansama sekali.Perhatiannya dari mula sampai akhir semata-mata pada gaji. Selain itu, ribuan pemuda yangbersemangat pada matematika khususnya dan sains pada umumnya tidak mendapatkesempatan sama sekali. Akibat kemiskinan.Apabila soerang murid kelas bawah dari sekolah rakyat kebetulan masuk ruang kelastertinggi dari sekolah itu dan melihat satu soal aritmetika di papan tulis, maka kagumlah dia.Berapa kali pun ia baca, dia tak akan mengerti persoalan itu. Apalagi menyelesaikannya.Apabila murid kelas tertinggi dari sekolah rakyat tadi melihat satu problem matematika disebuah papan tulis sekolah menengah, maka kekaguman yang kita sebutkan tadi bertukarketakjuban. Ia merasa kepandaiannya picik sekali. Dirinya tak berarti, Angka, huruf, garis, dansudut kacau balau di matanya. Sama sekali rahasia baginya. Membingungkan.Sebenarnya matematikalah yang paling gampang kalau dibandingkan dengan sains yanglain, yaitu bagi mereka yang berpikir logis dan cerdik memakai cara. Bagi mereka semacamini, tak perlu banyak menghafalkan. Sedangkan ilmu-ilmu lain, seperti ilmu bumi dan sejarah,perlu hafal menghafal berulang-ulang. Acapkali buktinya tak terorganisir dan tidak umumlayaknya matematika dan ilmu alam. Untuk matematika, cukup kalau teori yang tak seberapabanyak itu dipegang dan terutama sekali berpegang teguh pada cara berpikir seperti yangsudah diuraikan. Berbeda dengan ilmu-ilmu lain, matematika sangat teratur tingkatnya, dariyang paling mudah ke yang sedikit lebih susah, dari sedikit susah ke tingkat sedikit lebihtinggi, begitulah terus sampai ke puncak setinggi-tingginya. Bagi pemuda yang berdarah logisdan cerdik, maka sekalian tingkat itu bisa dinaiki dengan gampang. Tidak sadar merekatiba-tiba sudah sampai ke puncak.Kalau sekiranya pemuda yang tidak begitu beruntung dalam masyarakat ini, tetapi sudahpunya sedikit dasar matematika, umpamanya lepasan SMP, mau belajar sendiri, hal inibukanlah percobaan si cebol hendak mencapai hulan. Dari geometri bidang datar ia bisa teruske stereometri yang mempelajari titik dan garis tidak lagi pada satu bidang datar melainkanbeberapa bidang datar (kubus, silinder, dsb). Dari sini, sesudah mempelajari aljabar, tak

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!