12.07.2015 Views

Madilog-Tan-Malaka

Madilog-Tan-Malaka

Madilog-Tan-Malaka

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pulau Selong. Mereka bangsa Indonesia Asli itu tentulah pula membawa Hantu dan Jinnya,ketika bertemu dengan bangsa Arya yang menyerbu dengan langsung atau tidak langsungkearah Selatan. Pada satu masa (tentulah tak bisa diketahui abad, bulan atau harinya), tentulahpara Dewa Arya dari Kitab Veda atau sebagian Kitab Veda bertemu muka dengan Hantu danJin Indonesia. Diantara Hantu Indonesia itu tentu juga ada yang berkuasa di Udara, sepertiHantu Pemburu (Minangkabau), Hantu Rimba dan Hantu Laut (Pelasik Kudung) dsb. SangHantu Pemburu dan Pelasing Kudungs aja tentulah tak dengan ikhlas hati begitu saja akanmenyerahkan kursinya pada Maha Dewa Surya, walaupun sudah 32 atau lebih pun Dewadikalahkannya, apalagi akan dengan ikhlas hati menyerahkan daerah kekuasaan serta rakyatdan familinya, bulat langsung pada Dewa Surya yang datang menyerbu itu.Barangkali ada peperangan yang seru, sengit terjadi. Tetapi ktia tak dapat mengetahui,karena ktia tak semua diberi tahu oleh kaum Brahmana itu. Lagi pula ahli Barat mengakui,bahwa Kitab Veda itu ada yang hilang bagiannya. Tetapi bagaimanapun juga denganperkelahian atau tipu muslihat, Brahmanaisme bisa mengadakan perdamaian : kepercayaanbangsa Non-Arya menerima bagian dari kepercayaan dan Hantunya bangsa yang bukanbangsa Arya itu. Brahmanaisme penuh dengan perdamaian. Tetapi tak perlulah semuanyadiceritakan disini.Perdamaian bangsa Arya atau campuran Arya dengan beberapa bangsa yang bukan bangsaArya itu sudah kita ketahui juga, yakni di Indonesia ini. dunia bagian lainpun mengetahui TigaSerangkai lain dari Tiga Serangkai Surya, Agni dan Indra tadi. Tiga Serangkai yang lebihdiketahui itu ialah Brahma, Wisnu, dan Shiwa. Shiwa dianggap Dewa Perusak (destoyer) ;Wisnu, Dewa Pemelihara (preserver) dan Brahma, ialah pembangun, Pembikin (creator) AlamRaya, ketua, Yang Maha Kuasa,Yang Tunggal.Menurut Encyclopaedia Britannica, perdamaian itu dianggap sebagai hasil filsfaatnya kaumBrahmana semata-mata. Brahma, ialah Maha Jiwa itu dianggap terlampau halus (terpisah)oleh ramai. Ramai menyukai yang nyata, yang lebih gampang dimengerti, Yang Gagah atauYang Pencinta. Sebab itu menruut Enc. Brt, kaum Brahmanalah yang cerdik memasukkanPara Dewa atau Hantu yang disukai ramai. Seperti Shiwa umpamanya, mulanya berbentukDewa pujaan ramai, seperti Brahmana yang cerdik, memasukkan Shiwa itu kedalam kitabnya.Dengan begitu mendapat akuan dari kitabnya. Disini cara berpikir kaki diatas, kepaladibawah pada pihak pemikir burjuis kelihatan pula. Menurut <strong>Madilog</strong>, maka perdamaian itubukan hasil k e c e r d i k a n melainkan sebaliknya hasil pertaruan antara Kasta Brahmana danKasta Bawah, dan antara Bangsa Arya dengan bukan Arya. Pertarungan itu mestinya lama,dan keuda pihak mesti mempunyai kekuatan. Kalau Kasta Brahmana terkuat bisa menangsempurna, dengan menghancur luluhkan Kasta Rendah dan/atau bangsa bukan Arya, makaKasta Brahmana itu tak perlu menarik Dewa atau Hantu manapun yang bukan Arya.Diantara pemikir Barat yang berdasarkan Dialektika ada juga yang melihat Tiga Serangkaiini sebagai penglaksanaan Dialektika Hindu. Pemeliharaan, Perusak, dan Pembikin itu ialahhasilnya gerakan Dialektika : Thesis, anti-thesis dan synthesis, yang sudah kita kenal. Tetapimenurut pikiran saya orang mesti berhati-hati mengambil kesimpulan, sebelum betul-betul

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!