12.07.2015 Views

Madilog-Tan-Malaka

Madilog-Tan-Malaka

Madilog-Tan-Malaka

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sukarnya perhubungan dan jauh tempat saya, maka sedikit sekali buku-buku itu sampai ditangan yang mempertanggung jawabkan di Indonesia. Barangkali 99 % dari semua bukutersebut masih cerai berai atau lapuk di luar Indonesia. Tetapi di mana sampai, hasilnya adajuga menyenangkan.Demikianlah sesudah saya sendiri ditangkap di Hongkong pada penghabisan tahun 1932 –inilah yang ke-3 kali – dan semua teman seperjuangan ditangkap di Singapura dandi-Digulkan (diasingkan – catatat editor) maka perhubungan saya dengan sahabat dan temanseperjuangan di semua tempat sama sekali terputus. Beberapa kali saya coba mengadakanperhubungan dengan Rakyat Indonesia dari Singapura, tetapi semuanya itu gagal. DiSingapura dari tahun 1937 sampai 1942 saya saksikan dan sedihi bagaimana besarnyakesukaran yang dihadapai oleh Rakyat dan proletar dalam hal mendirikan susunan politik,terlebih-lebih pula dalam hal mengatur susunan tersembunyi. Jauh terbelakangnya Indonesiadalam hal mengatur susunan tersembunyi dari Tiongkok umpamanya.Saya percaya permintaan kepada buku-buku ada cukup keras serta nafsu dan keberanianbuat mencari atau membagikan buku-buku terlarang cukup besar, tetapi Rakyat Indonesiabelum lagi sanggup mengatasi tamparan reaksi Belanda. Percumalah kalau buku itu dicetak,walaupun semua alat pencetak dan ongkos bisa didapat. Berhubung dengan itu terpaksalahsaya mengundurkan maksud saya, bertahun-tahun sampai sekarang.Banyak Proletar mesin (baca buruh industri – catatan editor) dan tanah (baca buruhpertanian – catatan editor) di Indonesia dan kekuatannya yang tersembunyi memang sudahcukup kuat buat merebut kekuasaan dari imperialisme Belanda. Tetapi didikannya masihsangat tipis dan tiada cocok dengan keperluan dan kewajiban klasnya di hari depan. Merekakekurangan pandangan dunia (Weltanschauung). Kekurangan Filsafat. Mereka masih tebaldiselimuti ilmu buat akhirat dan tahyul campur aduk. Mereka tiada sadar akan kekuasaanklasnya. Belum insyaf sendiri, bahwa tak dengan pertolongan proletar mesin, semuanyapercobaan buat merebut dan membentuk Indonesia merdeka adalah perbuatan sia-sia belaka.Dua puluh tahun dulu saya sudah yakin akan kekuatan kaum proletar yang tersembunyi itu.Kini tiada kurang malah lebih yakin dari itu.Filsafat kaum proletar memang sudah ada, yaitu di barat. Tetapi dengan menyalin semuabuku dialektis-materialisme dan menyorongkan buku-buku itu pada proletar Indonesia kitatiada akan dapat hasil yang menyenangkan. Saya pikir otak proletar mesin Indoensia tak bisamencernakan paham yang berurat dan tumbuh pada masyarakat Indonesia dalam hal iklim,sejarah, keadaan jiwa dan idamannya.Proletar Indonesia mesti setidaknya dalam permulaan ini, mempunyai pembacaan yangberhubungan dengan pahamnya sekarang, pembacaan yang kelak bisa menjadi jembatankepada filsafatnya Proletar Barat.Saya percaya ada otak di Indonesia sekarang yang lebih terlatih dari saya dan pena yanglebih tajam dari pena yang berkarat, karena tiada dipakai lebih dari 10 tahun belakangan ini.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!