12.07.2015 Views

Madilog-Tan-Malaka

Madilog-Tan-Malaka

Madilog-Tan-Malaka

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

enda dnegan benda lain, maka Dialektika tadi boleh pula dikatakan Ilmu Berpikira yangdalam hal kena-mengena, dalam hal berseluk-beluk (verkettung und Zusammenhang, kataEngels), bukan sndirinya. Sering sekali Dialektika dinamai Ilmu Berpikir pertentangan. Danseperti sudah kita katakan diatas juga pernah dinamai Ilmu Berpikir dalam Gerakan. KataEngels juga kita mesti mempelajari suatu benda dengan memperhatikan "pertentangannya,kena-mengenanya serta seluk-beluknya, pergerakannya, tumbuh dan hilangnya”.Pasal 2 DIALEKTIKA DAN LOGIKABilakah dipakai Dialektika dan bilakah dipakai Logika ?Sunggupun Dialektika yang terutama menguasai daerah kita berpikir, tiadalah ini berarti,bahwa Logika tiada berguna sama sekali.Disini belum tempatnya buat menguraikan Logika, tetapi kita tiada pula asing lagi samaLogika itu. Cara yag kita kemukakan yang dipakai dalam Ilmu Alam ialah cara yangdiutamakan dalam Logika. Kita masih ingat yang cara tiga itu, yakni Induction, Deduction,dan Verivication, seperti yang sudah ktia terangkan dahulu. Tiga cara ini ada perkenannyadengan 3 cara yang dipakai dalam Matematika, ialah Synthetic, Analytic dan ad Absurdum.Demikianlah kita sudah berkenalan dengan Logika itu.Buat menjawab pertanyaan diatas, tiadalah perlu kita lebih dahulu menguraikan Logikayang lebar dan dalam. Sambil mengingat yang sudah-sudah, cukuplah kalau kita majukandisini sifat Logika yang terutama dan bertentangan dengan sifat Dialektika. Juga perkara initidak asing lagi. Sudah kita uraikan bahwa menurut Logika ya itu ya dan ya itu bukan tidak.Cuma bentuk yang tiada dipakai dalam buku Logika bukan bentuk yan gkita majukan begitu,walaupun maknanya sama. Bentuk yang lazim dipakai buat menggambarkan Logika, yakni 1.A = A ; A bukan Non A (tidak A). Jadi Hukum berpikir yang berbentuk A bukan Non A itu,sama maknanya dengan ya itu bukan tidak. Dalam buku Logika juga sering dikatakan"sesuatu barang bukanlah lawannya barang itu”, "a thing is not its opposite”.Tetapi diatas telah diterangkan, bahwa sesuatu barang itu boleh lawannya barang itu, A ituboleh Non A, ya itu boleh berarti tidak ; bola bergerak itu pada satu saat boleh disini dan takdisini. Pada satu saat orang itu boleh hidup dan mati. Pada satu waktu air tiu boleh air atauuap, dsb.Bagaimana kita bisa damaikan kedua Hukum Berpikir yang berlawanan satu sama lainnyaitu ? Atau tiadakah mereka bisa didamaikan, sehingga kalau yang satu hidup yang lainnyamesti mati ? Kalau yang satu dipakai yang lain mesti dibuang ?Atau bolehkah masing-masing kita beri daerahnya, sehingga kita bisa mengatakan bahwapada daerah ini kita pakai terutama Dialektika, dan pada daerah itu kita pakai terutama Logika?Memang kita bisa menentukan daerah masing-masing dan pada daerah masing-masing

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!