19.01.2015 Views

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kampung Lotaq<br />

Jenis hutan dan bera yang ada <strong>di</strong> Lotaq adalah:<br />

• hutan perawan;<br />

• hutan sekunder tua (>30 tahun);<br />

• hutan sekunder muda (10-30 tahun);<br />

• belukar tua (5-10 tahun);<br />

• belukar (2-5 tahun);<br />

• hutan rawa;<br />

• hutan kerangas.<br />

Di Lotaq tidak ada hutan lindung. Dalam 5 tahun luasan hutan perawan dan<br />

hutan sekunder tua tidak berubah. Luasan hutan sekunder muda dan belukar tua<br />

berkurang karena sebagian <strong>di</strong>buat berladang. Belukar, bertambah karena <strong>di</strong>buat<br />

berladang dengan cara rotasi atau perputaran ladang <strong>di</strong> tempat. Hutan rawa luasannya<br />

tetap, belum pernah <strong>di</strong>olah/<strong>di</strong>kerjakan karena kendala irigasi dan teknis pengelolaan.<br />

Hutan kerangas sering <strong>di</strong>tanami tapi kurang memberikan hasil.<br />

Menurut Ketua BPK, perubahan yang pernah terja<strong>di</strong> <strong>di</strong> kawasan hutan:<br />

Perubahan Penyebab Dampak<br />

Berkurangnya luasan hutan<br />

Hutan lebih mudah <strong>di</strong>akses<br />

sehingga memudahkan<br />

orang menebang<br />

Berkurangnya jenis-jenis<br />

tumbuhan dan hewan<br />

- Kebakaran hutan<br />

- Perusahaan mengambil<br />

hutan<br />

Belum ada peraturan dari<br />

pemerintah atau Perda<br />

- Kebakaran hutan<br />

- Diambil oleh perusahaan<br />

- Belum ada peraturan<br />

Tidak menguntungkan secara<br />

ekonomi bagi masyarakat<br />

Kayu lebih cepat habis<br />

Jenis tumbuhan dan hewan<br />

makin habis<br />

5.2 Pengelolaan hutan dan IPKK/HPHH<br />

Menurut Petinggi, <strong>di</strong> Lotaq tidak terdapat jenis hutan yang <strong>di</strong>lindungi termasuk hutan<br />

yang <strong>di</strong>lindungi secara lokal oleh hukum adat. Tidak terdapat lokasi hutan yang khusus<br />

<strong>di</strong>peruntukkan bagi kepentingan pembuatan ramuan rumah dan ramuan upacara adat.<br />

Karena tidak ada hutan yang <strong>di</strong>lindungi dan tidak ada peraturan <strong>kampung</strong>,<br />

sehingga memungkinkan orang-orang dari Lotaq menebang pohon <strong>di</strong> hutan. Bahkan<br />

orang dari luar Lotaq bisa menebang pohon yang ada <strong>di</strong> wilayah hutan Lotaq. Aparat<br />

<strong>kampung</strong> tidak bisa melarang penebangan, sepanjang penebangan <strong>di</strong>lakukan<br />

berdasarkan kesepakatan antara ahli waris atau pemilik dengan orang yang menebang<br />

pohon hutan.<br />

Pemerintah <strong>kampung</strong> dan masyarakat Lotaq tidak pernah mengajukan ijin konsesi<br />

IPKK atau HPHH atau IPHH. Sehingga tidak pernah ada musyawarah tentang proses<br />

pengambilan keputusan tentang konsesi. Pohon telah habis pada saat pemerintahan<br />

masa orde baru. Pada masa orde baru telah ada penebangan pohon hutan oleh<br />

perusahaan, namun <strong>kampung</strong> atau masyarakat tidak pernah <strong>di</strong>berikan kompensasi<br />

berupa fee atau kompensasi lainnya. Pemerintah <strong>kampung</strong> dan orang-orang <strong>kampung</strong><br />

hanyalah sebagai penonton saat perusahaan melakukan penebangan pohon <strong>di</strong> hutan.<br />

Pendapat yang sama <strong>di</strong>sampaikan oleh responden kurang mampu, bahwa<br />

pemerintah <strong>kampung</strong> dan orang-orang <strong>di</strong> <strong>kampung</strong> tidak pernah mengajukan ijin<br />

konsesi kayu, oleh karena itu tidak mempunyai penghasilan dari konsesi kayu.<br />

223

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!