19.01.2015 Views

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kampung Ujoh Halang<br />

Senada dengan Juru Tulis, responden keluarga kurang mampu juga menyatakan<br />

bahwa sudah pernah ada warga masyarakat <strong>di</strong> <strong>kampung</strong> ini yang mengajukan dan<br />

mengelola konsesi HPHH. Mereka juga mengaku terlibat dalam pengambilan keputusan<br />

tentang konsesi tersebut. Namun mereka menyatakan bahwa mereka tidak<br />

mendapatkan penghasilan baik berupa fee, ganti rugi maupun gaji dari pengelolaan<br />

konsesi tersebut.<br />

Ketersendatan fee ini juga <strong>di</strong>sebabkan karena kerjasama beberapa pengurus<br />

HPHH dengan Pemuda Pancasila dalam penebangan dan pemasaran kayu.<br />

5.3 Keterjangkauan terhadap lahan<br />

Menurut Juru Tulis Kampung, seluruh rumah tangga memiliki keterjangkauan terhadap<br />

lahan, hal ini tidak mengalami perubahan dalam 5 tahun terakhir. Beliau juga<br />

menyatakan bahwa lebih dari separuh rumah tangga memiliki lahan sen<strong>di</strong>ri. Di<br />

<strong>kampung</strong> ini belum pernah terja<strong>di</strong> praktek penjualan lahan, baik resmi maupun tidak<br />

resmi.<br />

5.4 Perladangan<br />

Dalam 5 tahun terakhir, antara 70% - 90% responden rumah tangga berladang. Jumlah<br />

ini kecenderungannya meningkat pada tahun-tahun terakhir. Tidak ada responden yang<br />

menggarap sawah dan rapak. Ladang pada umumnya <strong>di</strong>buat pada lahan bekas ladang<br />

yang berusia <strong>di</strong>bawah 10 tahun, se<strong>di</strong>kit sisanya membuka lahan baru <strong>di</strong> rimba. Hampir<br />

seluruh lahan adalah milik sen<strong>di</strong>ri, se<strong>di</strong>kit sisanya merupakan lahan pinjaman.<br />

Pada tahun 2002 dan 2003, benih yang <strong>di</strong>tanam berkisar antara 0,5 - 4 kaleng,<br />

namun umumnya responden menanam 1,5 – 2 kaleng.<br />

Jarak tempuh ladang dari <strong>kampung</strong> berkisar antara 5 - 20 menit, yang <strong>di</strong>tempuh<br />

dengan berjalan kaki atau perahu ces.<br />

Semua responden rumah tangga menyatakan bahwa hasil panen tahun<br />

sebelumnya tidak mencukupi hingga tahun berikutnya. Beras dari ladang sen<strong>di</strong>ri hanya<br />

bertahan antara 3 – 10 bulan. Mereka harus membeli untuk beras tambahan. Tidak ada<br />

responden yang mendapat bantuan beras secara cuma-cuma, baik dari pemerintah,<br />

perusahaan, keluarga maupun LSM.<br />

5.5 Pendapatan uang<br />

Lebih dari separuh responden mendapatkan penghasilan dari usaha kayu. Sepertiga<br />

dari responden bekerja pada perusahaan kayu yang terletak <strong>di</strong> dekat <strong>kampung</strong> dan<br />

yang lainnya menggergaji dan usaha banjir kap kayu perupuk yang berharga Rp.<br />

10.000/m 3 .<br />

Usaha lainnya yang menghasilkan uang adalah nelayan (menjual ikan) dan<br />

menjual sayur. Se<strong>di</strong>kit lainnya bekerja sebagai guru PTT dan pekerja upahan <strong>di</strong> ladang<br />

yang <strong>di</strong>bayar rata-rata Rp.12.000/hari.<br />

Selama tahun 2002 - 2003 masyarakat juga memperoleh fee dari tebangan kayu<br />

yang <strong>di</strong>lakukan mitra (HPHH) <strong>di</strong> wilayah Kampung Ujoh Halang.<br />

319

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!