19.01.2015 Views

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kampung Sembuan<br />

Mengetahui potensi kayu <strong>di</strong> Sembuan ini, PT. Rimba Karya Raya (RKR) mendatangi<br />

<strong>kampung</strong> dan minta persetujuan dari ahli waris lahan atau pemilik lahan, petinggi, dan<br />

Kepala Adat sebelum mengajukan permohonan konsesi IUPHHK <strong>di</strong> wilayah Kampung<br />

Sembuan. Tidak ada keterangan mengenai kapan konsesi IUPHHK <strong>di</strong> <strong>kampung</strong> ini<br />

<strong>di</strong>laksanakan.<br />

Berdasarkan musyawarah bersama antara ahli waris lahan atau pemilik lahan<br />

dengan perusahaan yang <strong>di</strong>fasilitasi oleh pemerintah <strong>kampung</strong> dan BPK, <strong>di</strong>putuskan<br />

untuk memberikan ijin IUPHHK pengelolaan kayu <strong>di</strong> lahan pewaris atau pemilik hak.<br />

Sebagai kompensasi PT. RKR harus memberikan fee dari hasil penebangan pohon<br />

sebesar Rp. 40.000/kubik, perusahaan menyepakati ketentuan yang <strong>di</strong>minta pemilik<br />

lahan.<br />

Dengan kesepakatan ini, hampir seluruh rumah tangga <strong>di</strong> Sembuan mendapatkan<br />

penghasilan berupa fee dari penebangan pohon. Besarnya fee yang <strong>di</strong>terima<br />

berfluktuasi, tergantung dari jumlah kubikasi penebangan pohon, demikian pula<br />

dengan penerimaan fee tidak tentu, tergantung pada aktivitas penebangan. Fee<br />

<strong>di</strong>terima sejak 2001 sampai 2003. Bulan November 2003 merupakan pembayaran fee<br />

terakhir dari PT. RKR.<br />

Selain lahan yang <strong>di</strong>ijinkan <strong>di</strong>kelola PT. RKR, <strong>di</strong> Sembuan <strong>di</strong>tetapkan pula<br />

kawasan seluas 200 hektar sebagai kawasan lembo dan kebun rotan. Kawasan hutan<br />

lindung baru <strong>di</strong>usulkan seluas 5 km 2 . Kawasan hutan lindung ini akan <strong>di</strong>pergunakan oleh<br />

masyarakat sebagai tempat cadangan perse<strong>di</strong>aan kayu ramuan rumah atau bahan<br />

bangunan. Penggunaan kayu akan <strong>di</strong>dasarkan pada ijin Petinggi dan Kepala Adat.<br />

Penebangan tanpa ijin dari Petinggi dan Kepala Adat belum <strong>di</strong>atur <strong>di</strong> peraturan<br />

<strong>kampung</strong>, karena kawasan hutan lindung ini baru pada tahap usulan, sehingga tidak<br />

ada sanksi terhadap penebangan yang <strong>di</strong>lakukan <strong>di</strong> kawasan yang <strong>di</strong>rencanakan<br />

<strong>di</strong>ja<strong>di</strong>kan kawasan hutan lindung.<br />

Responden rumah tangga kurang mampu menyatakan bahwa pengajuan<br />

IPKK/HPHH/IPHH hanya <strong>di</strong>ajukan oleh rumah tangga yang mempunyai petak lahan.<br />

Responden kurang mampu tidak mendapatkan penghasilan dari fee kayu karena tidak<br />

memiliki petak atau lahan dan tidak pernah terlibat dalam proses pengambilan<br />

keputusan <strong>di</strong> <strong>kampung</strong>.<br />

5.3 Keterjangkauan terhadap lahan<br />

Di wilayah kawasan Sembuan masih terdapat cadangan tanah lahan dan pekarangan<br />

rumah yang cukup luas, sehingga akses masyarakat terhadap tanah masih mudah.<br />

Dengan adanya keterse<strong>di</strong>aan lahan ini, masyarakat tidak pernah menjual lahan <strong>di</strong><br />

antara sesama masyarakat Sembuan atau dengan masyarakat <strong>di</strong> luar Sembuan.<br />

Transaksi tanah hanya sebatas sewa-menyewa tanah. Sewa-menyewa ini terja<strong>di</strong> antara<br />

orang yang tinggal <strong>di</strong> <strong>kampung</strong> dengan warga <strong>kampung</strong> yang kembali lagi ke <strong>kampung</strong><br />

setelah <strong>di</strong> tempat kerjanya <strong>di</strong>berhentikan atau <strong>di</strong> PHK oleh perusahaan.<br />

Jarak lahan paling jauh yang <strong>di</strong>miliki rumah tangga <strong>di</strong> Sembuan adalah sekitar 2<br />

kilometer atau 30 menit jika jalan kaki. Lahan ini bisa <strong>di</strong>capai melalui jalan <strong>kampung</strong><br />

yang kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>lanjutkan dengan melalui jalan setapak ke ladang atau lewat sungai.<br />

Cukup banyak rumah tangga <strong>di</strong> Sembuan ini yang ke ladang dengan mempergunakan<br />

sepeda motor, sebagian jalan kaki. Keterjangkauan terhadap lahan dalam 5 tahun ini<br />

berfluktuasi berdasarkan harga. Bila harga rotan naik maka lahan <strong>di</strong>mana tanaman<br />

rotan ini tumbuh menja<strong>di</strong> semakin mahal harganya.<br />

271

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!