19.01.2015 Views

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kampung Cempedas<br />

Dengan mempergunakan variabel barang-barang rumah tangga yang <strong>di</strong>miliki <strong>di</strong><br />

beberapa rumah tangga, rumah tangga yang mengerjakan kerajinan rotan memiliki<br />

barang elektronik lebih banyak <strong>di</strong>ban<strong>di</strong>ngkan rumah tangga lainnya. Pengrajin rotan <strong>di</strong><br />

Cempedas tergabung pada P3R yaitu perkumpulan pengrajin rotan <strong>di</strong> <strong>Kutai</strong> <strong>Barat</strong> yang<br />

secara aktif <strong>di</strong>dampingi oleh LSM Sistem Hutan Kerakyatan Kalimantan Timur (SHK<br />

Kaltim).<br />

Usaha lain yang cukup banyak menghasilkan uang adalah usaha peternakan sapi,<br />

namun sebagian pengusaha ternak ini juga melakukan usaha kerajinan rotan, seperti<br />

halnya rumah tangga yang <strong>di</strong>sebut pertama. Harga ternak sapi bisa mencapai Rp.<br />

3.000.000 - Rp. 7.000.000/ekor. Penjualan ternak ini tidak bisa <strong>di</strong>lakukan setiap saat,<br />

terkadang hanya satu kali dalam satu tahun.<br />

5.6 Infrastruktur ekonomi<br />

Sarana kegiatan ekonomi berupa pasar hanya terdapat <strong>di</strong> Kecamatan Muara Lawa, yang<br />

secara formal buka seminggu sekali setiap hari Rabu. Namun setiap hari tetap pula ada<br />

yang berjualan terutama orang-orang yang memiliki lokasi/kios penjualan <strong>di</strong> pasar.<br />

Di Cempedas belum ada pasar tetap, aktivitas ekonomi dalam jumlah terbatas<br />

guna mencukupi keperluan sehari-hari <strong>di</strong>lakukan melalui warung-warung yang ada <strong>di</strong><br />

<strong>kampung</strong>. Terdapat lebih dari 3 warung <strong>di</strong> <strong>kampung</strong>. Pemenuhan barang-barang rumah<br />

tangga dalam jumlah yang cukup banyak dan variatif dapat <strong>di</strong>lakukan dengan<br />

berbelanja <strong>di</strong> Muara Lawa yang berjarak sekitar 3 kilometer atau 7 menit dengan<br />

sepeda motor atau mobil.<br />

Ongkos reguler ke Muara Lawa adalah Rp. 3000,- sekali jalan, sedangkan melalui<br />

jalur air <strong>di</strong>perlukan Rp. 15.000 karena cukup jauh mengikuti jalur sungai. Kon<strong>di</strong>si jalur<br />

sungai dan jalan darat ke kecamatan kurang baik, meskipun demikian tetap dapat<br />

<strong>di</strong>lalui. Jalur sungai relatif aman kecuali <strong>di</strong> saat banjir atau saat air surut dan dangkal.<br />

Jalur darat telah mengalami peningkatan kualitas pada 5 tahun terakhir ini, jalur<br />

mulai dari simpang Damai sampai ke Sendawar (ibukota kabupaten) telah <strong>di</strong>aspal dan<br />

telah terbuka jalur jalan dari Cempedas ke Tenggarong atau Samarinda.<br />

5.7 Keterjangkauan energi<br />

Terdapat empat macam sumber energi yang <strong>di</strong>pergunakan yaitu kayu bakar, minyak<br />

tanah, gas dan listrik. Energi gas dan listrik baru <strong>di</strong>pergunakan dalam 5 tahun terakhir<br />

ini. Dari 63 jumlah rumah, 22 rumah mempergunakan listrik atau sekitar 30%. Kayu<br />

bakar sudah lama <strong>di</strong>pergunakan. Berdasarkan sisi keterjangkauan masyarakat, 3<br />

sumber energi yaitu kayu bakar, minyak tanah, dan listrik masih terjangkau. Gas<br />

semakin sulit terjangkau, hanya <strong>di</strong>pergunakan oleh sebagian kecil rumah tangga.<br />

5.8 Kon<strong>di</strong>si rumah penduduk<br />

Hampir separuh atap rumah responden rumah tangga terbuat dari kepang, sisanya<br />

menggunakan seng dan sirap. Hampir seluruh responden rumah tangga <strong>di</strong>n<strong>di</strong>ng<br />

rumahnya terbuat dari papan kayu biasa, se<strong>di</strong>kit lainnya menggunakan bambu. Semua<br />

lantai rumah responden menggunakan papan kayu biasa.<br />

Hampir separuh (43%) rumah responden sudah <strong>di</strong>aliri listrik dari PLN. Sebagian<br />

besar responden rumah tangga memanfaatkan WC sungai (jamban) dan hanya se<strong>di</strong>kit<br />

yang sudah menggunakan WC dalam rumah.<br />

15

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!