19.01.2015 Views

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kampung Delang Kerohong<br />

3.4 Resume trend perubahan<br />

Komponen Perubahan Perubahan Responden<br />

Jarak ke pemkab Lebih baik Ketua BPK<br />

Tingkat kepedulian pemkab Lebih buruk Ketua BPK<br />

Pelayanan pemkab Lebih baik Ketua BPK<br />

Keterbukaan informasi Lebih baik Ketua BPK<br />

Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan Sama saja Ketua BPK<br />

Bantuan pemerintah kepada pembangunan <strong>kampung</strong> Sama Petinggi<br />

4. Sosial Budaya<br />

4.1 Perpindahan penduduk<br />

Tidak ada data yang valid tentang perpindahan penduduk dari dan ke Kampung Delang<br />

Kerohong dalam 5 tahun terakhir.<br />

Dari pengamatan <strong>di</strong> lapangan terlihat bahwa ada cukup banyak masyarakat dari<br />

luar daerah terutama dari Lombok dan Kalimantan Tengah yang menikah dengan<br />

perempuan warga <strong>kampung</strong> ini dan menetap. Mereka dulunya adalah pencari gaharu <strong>di</strong><br />

daerah sekitar Kecamatan Long Pahangai dan Long Apari.<br />

4.2 Upacara adat<br />

Menurut Kepala Adat, tidak ada lagi upacara adat tertentu yang masih <strong>di</strong>laksanakan <strong>di</strong><br />

<strong>kampung</strong> ini. Hal ini terja<strong>di</strong> karena tidak ada lagi yang mempelajari secara khusus dan<br />

ketidakadaan upacara adat membuat penguasaan generasi muda juga tidak ada<br />

tentang adat. Beliau menjelaskan bahwa secara umum yang masih mempunyai<br />

wawasan tentang adat yang dulunya pernah <strong>di</strong>laksanakan adalah masyarakat yang<br />

berusia 30 tahun ke atas.<br />

Di lain pihak, Kepala Adat juga menjelaskan bahwa jumlah ahli pengobatan<br />

tra<strong>di</strong>sional dan jumlah upacara pengobatan dalam 5 tahun terakhir malah bertambah,<br />

mereka adalah warga setempat dan juga beberapa pendatang dari luar <strong>kampung</strong>.<br />

Upacara pengobatan biasanya <strong>di</strong>lakukan lebih dari sekali dalam seminggu, dan<br />

tidak <strong>di</strong>tentukan biaya untuk pengobatan ini, tergantung pada kerelaan pasien.<br />

4.3 Kerjasama dan solidaritas<br />

Menurut Kepala Adat, tingkat kerjasama masyarakat dalam 5 tahun terakhir ini<br />

berfluktuasi, hal ini <strong>di</strong>sebabkan karena jumlah penduduk yang se<strong>di</strong>kit. Kadang-kadang<br />

penduduk yang berusia produktif lebih banyak berada <strong>di</strong> hutan untuk bekerja. Bentuk<br />

kerjasama yang <strong>di</strong>lakukan dalam 12 bulan terakhir adalah:<br />

• menebas sekitar <strong>kampung</strong>;<br />

• membantu menanam pa<strong>di</strong> bagi masyarakat yang tidak mampu;<br />

• membantu mengangkut bahan bangunan bagi yang akan membangun rumah;<br />

• membantu membangun rumah bagi masyarakat tidak mampu.<br />

Menurut responden keluarga kurang mampu, tingkat solidaritas masyarakat <strong>di</strong><br />

<strong>kampung</strong> ini cukup tinggi. Bila <strong>di</strong>rinya mengalami kesulitan maka serta-merta<br />

25

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!