19.01.2015 Views

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kampung Engkuni Pasek<br />

Sebagian besar masyarakat pergi ke ladang dengan cara jalan kaki kurang dari<br />

setengah jam perjalanan.<br />

Pada panen pa<strong>di</strong> tahun 2003, lebih dari setengah rumah tangga yang berladang<br />

menghasilkan pa<strong>di</strong> dengan jumlah yang kurang untuk kebutuhan selama 1 tahun.<br />

Sehingga sebagian besar dari mereka masih harus membeli beras untuk tambahan.<br />

5.5 Pendapatan uang<br />

Penghasilan uang kebanyakan <strong>di</strong>dapat dari hasil kebun karet. Harga karet naik sampai<br />

Rp. 3.200 per kg dan sekarang pedagang yang membeli karet datang secara teratur ke<br />

Kampung Engkuni Pasek (Maret, 2004). Biasanya 1 atau 2 kali setiap minggu. Pedagang<br />

ada yang lokal dan juga dari Banjarmasin. Beberapa rumah tangga memiliki<br />

penghasilan dari menggergaji kayu <strong>di</strong> hutan, hasil panen rotan, pembuatan kerajinan<br />

dan hasil penjualan ternak. Selain itu, beberapa rumah tangga menggantungkan<br />

penghasilan kepada gaji sebagai guru dan honor pengurus <strong>kampung</strong>. Juga ada rumah<br />

tangga yang menggantungkan penghasilannya pada anggota rumah tangga yang bekerja<br />

pada satu perusahaan tambang <strong>di</strong> Propinsi NTB.<br />

5.6 Infrastruktur ekonomi<br />

Di <strong>kampung</strong> ini tidak ada pasar. Pasar terdekat terletak <strong>di</strong> Barong Tongkok yang dapat<br />

<strong>di</strong>capai selama 20 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor. Ongkos perjalanan<br />

menuju Barong Tongkok adalah Rp. 5000,- jika menggunakan taksi mobil, jika<br />

menggunakan ojek <strong>di</strong>perlukan biaya sekitar Rp.10.000 untuk sekali jalan.<br />

Kon<strong>di</strong>si jalan <strong>di</strong> dalam dan ke luar <strong>kampung</strong> dalam kon<strong>di</strong>si baik walaupun masih<br />

dalam bentuk jalan tanah dan agregat batu. Diban<strong>di</strong>ngkan 5 tahun lalu, kon<strong>di</strong>si jalan<br />

sudah lebih baik. Kon<strong>di</strong>si sungai juga baik walaupun tidak dapat <strong>di</strong>lewati alat<br />

transportasi karena ukurannya yang kecil.<br />

Aksesibilitas ke dalam dan ke luar <strong>kampung</strong> menggunakan jalan darat, yang dapat<br />

<strong>di</strong>capai dengan menggunakan mobil taksi atau ojek. Karena adanya perbaikan jalan ke<br />

luar <strong>kampung</strong> maka waktu perjalanan ke kecamatan dan kabupaten <strong>di</strong>rasakan semakin<br />

cepat.<br />

5.7 Keterjangkauan energi<br />

Sumber energi yang <strong>di</strong>gunakan <strong>di</strong> <strong>kampung</strong> ini adalah:<br />

• kayu bakar;<br />

• minyak tanah;<br />

• gas;<br />

• listrik.<br />

Minyak tanah, gas dan listrik adalah sumber energi yang baru <strong>di</strong>gunakan. Menurut<br />

petinggi, seluruh sumber energi tersebut masih dapat terjangkau sampai dengan saat<br />

ini.<br />

63

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!