19.01.2015 Views

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

Profil kampung-kampung di Kabupaten Kutai Barat - Forest Climate ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kampung Tebisaq<br />

Menurut Ketua BPK, perubahan yang pernah terja<strong>di</strong> terhadap kawasan hutan:<br />

Perubahan Penyebab Dampak<br />

Berkurangnya luasan hutan Kebakaran hutan Pendapatan berkurang<br />

karena tidak dapat<br />

mengambil kayu<br />

Hutan lebih mudah <strong>di</strong>akses<br />

sehingga memudahkan<br />

orang untuk menebang<br />

Berkurangnya jenis-jenis<br />

tumbuhan dan hewan<br />

Kebijakan otonomi<br />

Kebakaran hutan<br />

Dapat lebih mencukupi<br />

kebutuhan masyarakat<br />

terutama untuk membuat<br />

rumah sen<strong>di</strong>ri<br />

Berkurangnya sumber<br />

makanan<br />

5.2 Pengelolaan hutan dan IPPK/HPHH<br />

Menurut Petinggi, kebakaran hutan telah menghilangkan sebagian besar hutan Tebisaq,<br />

oleh karena itu tidak ada lagi hutan yang dapat <strong>di</strong>lindungi. Sebelum terja<strong>di</strong> kebakaran,<br />

Tebisaq memiliki hutan lindung yang <strong>di</strong>kelola secara adat. Pada saat itu, jika ada yang<br />

melanggar aturan maka lembaga adat menghukum dengan cara pelanggar harus<br />

membayar denda. Karena sudah tidak ada lagi hutan, maka tidak ada ijin pengelolaan<br />

hutan baik berupa HPH, IPPK maupun HPHH yang bekerja <strong>di</strong> <strong>kampung</strong> ini.<br />

Perusahaan yang bekerja <strong>di</strong> dalam wilayah <strong>kampung</strong> adalah perusahaan batubara<br />

PT. Gunung Bayan dan perusahaan perkebunan PT. London Sumatera. Pada masa lalu<br />

masyarakat tidak <strong>di</strong>libatkan dalam hal pengambilan keputusan yang menyangkut<br />

operasional perusahaan-perusahaan tersebut. Namun pada saat ini masyarakat<br />

<strong>di</strong>libatkan dalam pengambilan keputusan. Salah satu masalah yang cukup sensitif<br />

adalah ganti rugi lahan masyarakat yang terkena areal konsesi.<br />

5.3 Keterjangkauan terhadap lahan<br />

Menurut Petinggi, seluruh rumah tangga memiliki keterjangkauan terhadap lahan.<br />

Keadaan ini tidak berubah sejak dahulu. Dalam wawancara <strong>di</strong> tingkat rumah tangga,<br />

<strong>di</strong>perkirakan sekitar tiga perempat dari masyarakat yang berladang memiliki lahannya<br />

sen<strong>di</strong>ri, sisanya adalah lahan pinjaman dari keluarga sen<strong>di</strong>ri. Jual beli lahan sudah<br />

pernah terja<strong>di</strong> sejak tahun 1997. Biasanya lahan <strong>di</strong>jual ke perusahaan tambang<br />

batubara PT. Gunung Bayan.<br />

5.4 Perladangan<br />

Sejak 5 tahun terakhir, rumah tangga yang menanam pa<strong>di</strong> berjumlah kurang dari<br />

tigaperempat dari total rumah tangga, kecenderungannya jumlah yang menanam pa<strong>di</strong><br />

menurun. Hampir seluruh penanaman pa<strong>di</strong> <strong>di</strong>lakukan <strong>di</strong> ladang (pa<strong>di</strong> lahan kering). Ada<br />

se<strong>di</strong>kit rumah tangga yang menanam pa<strong>di</strong> <strong>di</strong> sawah atau rapak. Hampir tidak ada<br />

rumah tangga yang membuka rimba untuk ladang, sepertiga dari ladang <strong>di</strong>buat pada<br />

hutan sekunder tua berumur lebih dari 20 tahun, seperempat dari ladang <strong>di</strong>buat <strong>di</strong><br />

hutan sekunder muda berumur 10 - 20 tahun dan seperempat lainnya <strong>di</strong>buat <strong>di</strong> belukar<br />

muda berumur <strong>di</strong>bawah 10 tahun.<br />

Hampir seluruh responden rumah tangga tidak dapat mencukupi kebutuhan<br />

berasnya dari ladang. Oleh karena itu sebagian besar dari mereka harus mendapatkan<br />

beras tambahan dengan cara membeli, sebagian kecil mendapatkannya dari bantuan<br />

302

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!