teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
c) Pengendalian hama <strong>dan</strong> penyakit<br />
Hama <strong>dan</strong> penyakit di lapang<br />
selalu ada sehingga perlu<br />
dikendalikan agar pertanian dapat<br />
mencapai <strong>produksi</strong> yang tinggi.<br />
Namun, pengendalian tersebut<br />
hendaknya dilakukan sedini mungkin<br />
dengan senantiasa memperhatikan<br />
batas ambang ekonomisnya, yakni<br />
tingkat populasi <strong>dan</strong> intensitas<br />
serangan yang membahayakan<br />
proses pertumbuhan <strong>dan</strong><br />
perkembangan <strong>tanaman</strong>.<br />
Pengendalian hama <strong>dan</strong> penyakit<br />
dapat dilakukan secara preventif <strong>dan</strong><br />
kuratif. Cara preventif (pencegahan)<br />
dengan membuat pertumbuhan<br />
<strong>tanaman</strong> sesehat mungkin, misalnya<br />
memberi pupuk yang seimbang <strong>dan</strong><br />
melakukan sanitasi lingkungan. Cara<br />
kuratif adalah cara pemberantasan<br />
terhadap hama <strong>dan</strong> penyakit, seperti<br />
penggunaan pestisida, gropyokan<br />
untuk pemberantasan tikus, <strong>dan</strong><br />
eradikasi (pencabutan <strong>dan</strong><br />
pembuangan) <strong>tanaman</strong> yang<br />
terserang. Karena penggunaan bahan<br />
kimia cukup mengandung risiko maka<br />
dian-jurkan pestisida yang digunakan<br />
berbahan organik.<br />
d) Pengairan, pengecekan sumber<br />
<strong>dan</strong> pengelolaan air.<br />
Kegiatan ini bertujuan untuk<br />
menyediakan air bagi <strong>tanaman</strong> dalam<br />
jumlah yang tepat, sesuai dengan fase<br />
pertumbuhan <strong>dan</strong> perkembangannya.<br />
Pada tahap pertumbuhan vegetatif<br />
sampai inisiasi bunga, air diperlukan<br />
dalam jumlah banyak. Pada tahap<br />
pembungaan, air diperlukan dalam<br />
jumlah se<strong>dan</strong>g. Pada tahap<br />
pembentukan <strong>dan</strong> perkembangan<br />
<strong>benih</strong> dini, air diperlukan dalam jumlah<br />
banyak <strong>dan</strong> pada tahap pemasakan<br />
<strong>benih</strong>, air tidak diperlukan lagi.<br />
Penyediaan air bagi <strong>tanaman</strong><br />
dapat dilakukan secara teknis melalui<br />
irigasi atau secara alami dari hujan.<br />
Pada musim kemarau atau bila tidak<br />
hujan, pengairan dilakukan dengan<br />
penyiraman. Penyiraman sebaiknya<br />
dilakukan pada pagi atau sore hari,<br />
jangan dilakukan pada siang hari<br />
karena berpengaruh buruk terhadap<br />
<strong>tanaman</strong>, yakni terjadi peningkatan<br />
laju transpirasi secara mendadak.<br />
Sebelum melakukan kegiatan<br />
<strong>produksi</strong> <strong>benih</strong>. Harus dilakukan<br />
terlebih sahulu pengecekan sumber<br />
air <strong>dan</strong> jaringan irigasi. Apabila lahan<br />
<strong>produksi</strong> berada pada lahan sawah<br />
dengan pengairan teknis, maka<br />
kondisi sumber air <strong>dan</strong> jaringan irigasi<br />
diprediksi tidak akan ada masalah.<br />
Apabila fasilitas tersebut tidak ada,<br />
maka sumber air biasanya ditampung<br />
pada drum atau bak penampungan<br />
yang dilapisi plastik yang disiapkan di<br />
sekitar lokasi budidaya.<br />
Apabila <strong>produksi</strong> <strong>benih</strong> dilakukan<br />
pada skala luas, biasanya jaringan<br />
irigasi secara <strong>teknik</strong> harus disiapkan<br />
pada saat pembuatan bedengan<br />
sakaligus dengan pebuatan saluran.<br />
Pada sistem ini saluran dapat dialiri air<br />
sehingga dapat dilakukan penyiraman<br />
dengan sistem lep. Hal yang harus<br />
diperhatikan adalah kemiringan<br />
jaringan irigasi harus diperhitungkan<br />
agar air dapat mengalir dengan baik<br />
pada semua lahan budidaya.<br />
99