02.07.2013 Views

teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk

teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk

teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tabel 4.1 Indeks kerusakan <strong>dan</strong> kemunduran <strong>benih</strong> berkaitan dengan komposisi<br />

kimia <strong>dan</strong> struktur <strong>benih</strong><br />

Komposisi Kimia Benih<br />

Benih Benih Berlemak Benih Berprotein Benih Berpadu<br />

(DSI = 6)<br />

(DSI = 3) (DSI = 2)<br />

1. Padi (structure protected<br />

seed, DSI = 2)<br />

4<br />

2. Kacang tanah belum 18<br />

dikupas (loose filled seed,<br />

DSI=3)<br />

3. Kacang tanah kupas 30<br />

4.<br />

(naked seed, DSI=5)<br />

Jagung (naked fruit, DSI=4) 8<br />

5. Kedelai<br />

DSI=5)<br />

(naked seed, 30<br />

Sumber: Potts, 1972<br />

untuk perkembangbiakan hama <strong>dan</strong><br />

penyakit. Kadar air yang tinggi<br />

menyebabkan laju respirasi <strong>benih</strong><br />

menjadi tinggi sehingga sejumlah<br />

energi di dalam <strong>benih</strong> hilang.<br />

Respirasi tersebut juga menghasilkan<br />

produk yang tidak diperlukan, seperti<br />

gas karbondioksida, air, <strong>dan</strong> panas.<br />

Dalam keadaan seperti ini <strong>benih</strong><br />

mengalami kemunduran. Produk<br />

respirasi tersebut selanjutnya<br />

merupakan stimulan untuk<br />

peningkatan laju respirasi berikutnya.<br />

Dengan demikian, lajur respirasi<br />

semakin meningkat <strong>dan</strong> akibatnya<br />

lajur kemunduran <strong>benih</strong> semakin<br />

meningkat pula. Selain stimulan<br />

terhadap laju kemunduran <strong>benih</strong>,<br />

produk respirasi tersebut juga<br />

merupakan kondisi optimum untuk<br />

perkembang-biakan cendawan.<br />

Cendawan akan aktif <strong>dan</strong> berkembang<br />

biak secara cepat pada tingkat kadar<br />

air <strong>benih</strong> 13-18%. Adapun hubungan<br />

kadar air dengan kondisi fisik <strong>dan</strong><br />

fisiologis <strong>benih</strong> dapat dilihat pada<br />

tabel 4.2.<br />

i) Dormansi <strong>benih</strong><br />

Dormansi <strong>benih</strong> merupakan<br />

kondisi <strong>benih</strong> yang tidak mampu<br />

berkecambah meski kondisi<br />

lingkungannya optimum untuk<br />

perkecambahan. Berbeda dengan<br />

dormansi adalah guiescence.<br />

Guiescence adalah kondisi <strong>benih</strong> yang<br />

tidak berkecambah karena tidak<br />

tersedia lingkungan yang optimum<br />

untuk perkecambahan.<br />

Dormansi <strong>benih</strong> dibedakan<br />

menjadi dua, yaitu dormansi primer<br />

<strong>dan</strong> dormansi sekunder. Dormansi<br />

primer adalah sifat dormansi yang<br />

timbul karena sifat fisik <strong>dan</strong> fisiologis<br />

<strong>benih</strong>. Dormansi primer dibedakan<br />

menjadi exogenous dormancy <strong>dan</strong><br />

endogenous dormancy. Exogenous<br />

dormancy umumnya terjadi karena<br />

sifat kulit <strong>benih</strong>. Klulit <strong>benih</strong> menjadi<br />

penghalang masuknya air <strong>dan</strong> atau<br />

gas kedalam <strong>benih</strong> dalam proses<br />

perkecambahan sehingga proses<br />

perkecambahan tidak terjadi. Selain<br />

itu kulit <strong>benih</strong> juga menjadi<br />

117

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!