teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
dimulai dari a<strong>dan</strong>ya ventilasi mencegah<br />
terjadinya kejadian ini.<br />
Gambar 5.33.<br />
Gejala penyakit nekrosa buah<br />
(d). Penyakit Keriting Buah<br />
Keriting buah merupakan keru-sakan<br />
fisiologis yang sangat meru-gikan<br />
mentimun. Buah muda menjadi seperti<br />
kurva <strong>dan</strong> dimulai pada saat<br />
perkembangan bunga stadia awal <strong>dan</strong><br />
mungkin dise-babkan oleh perubahan<br />
suhu yang mendadak, kelembaban media<br />
pertumbuhan yang kurang cocok,<br />
kekurangan nutrisi, kebanyakan jumlah<br />
buah <strong>dan</strong> diserang hama. Bakal buah<br />
yang tidak produktif sebaiknya dipangkas.<br />
Gambar 5.34. .<br />
Gejala penyakit keriting buah.<br />
Identifikasi keberadaan penyakit<br />
secara dini terhadap <strong>tanaman</strong> hidroponik<br />
dapat mengendalikan permasalah<br />
penyakitnya. Dengan mempertahankan<br />
kebersihan ling-kungannya, <strong>dan</strong><br />
mengadopsi praktek-praktek budidaya<br />
yang tepat seperti keseimbangan hara<br />
dapat mempertahankan <strong>tanaman</strong> tetap<br />
sehat. Kerusakan akibat hama <strong>dan</strong><br />
penyakit akan berkurang. Selain itu<br />
dianjurkan agar memulai penanaman<br />
dengan menggunakan bibit yang sehat.<br />
Dengan strategi adopsi pengelolaan<br />
hama terpadu (PHT) untuk <strong>tanaman</strong><br />
sangat di-anjurkan di sini. Jika perlu<br />
guna-kan bahan kimia yang direkomendasi<br />
untuk mengendalikan serangga<br />
hama atau beberapa penyakit <strong>dan</strong> selalu<br />
mengikuti aplikasinya secara ketat<br />
sebelum proses panennya.<br />
(e). Kerusakan <strong>tanaman</strong> akibat ketidak<br />
seuaian hara<br />
Semua hara penting diberikan. Jika<br />
larutan <strong>tanaman</strong> mengalami kekurangan<br />
hara atau kelebihan salah satu komponen<br />
haranya atau pH <strong>dan</strong> daya hantar<br />
listriknya melebihi daya toleransi<br />
<strong>tanaman</strong>. Maka <strong>tanaman</strong> akan<br />
menampak-kan gejala kerusakan. Gejala<br />
ini meliputi perubahan pada laju<br />
pertumbuhan, ukuran <strong>tanaman</strong>, bentuk<br />
daun <strong>dan</strong> warna daun, ketebalan daun,<br />
warna batang, jarang antar cabang,<br />
karakteristik akar <strong>dan</strong> lain-lain.<br />
Selanjutnya, karakteristik buah akan<br />
berubah juga. Walaupun gejala luar ini<br />
akan beragam berdasarkan <strong>tanaman</strong><br />
<strong>dan</strong> varietasnya, beberapa gejala umum<br />
dapat digambarkan dalam tabel gambar<br />
berikut ini.<br />
2). Penyakit infeksius<br />
Penyakit <strong>tanaman</strong> pada umumnya<br />
disebabkan oleh bibit penyakit (patogen).<br />
Patogen yang sering menyerang <strong>tanaman</strong><br />
budidaya adalah jamur (fungi), virus,<br />
bakteri, <strong>dan</strong> nematoda. Manusia sebagai<br />
penyebab meningkatnya penyakit<br />
tumbuhan dapat dibuktikan dengan<br />
banyak penyakit tumbuhan yang<br />
berkembang sebagai akibat dari<br />
202