teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
pertumbuhan cendawan, oleh karena<br />
itu dibuat preparat dari cendawan<br />
tersebut <strong>dan</strong> diamati dengan bantuan<br />
mikroskop compoun <strong>dan</strong> kunci<br />
identifikasi. Jika suatu cendawan telah<br />
teridentifikasi, dituliskan kode<br />
cendawan pada kertas blotter didekat<br />
cendawan yang bersangkutan.<br />
Jumlah <strong>benih</strong> yang terinfeksi suatu<br />
cendawan dihitung sebagai tingkat<br />
infeksi cendawan pada contoh <strong>benih</strong><br />
yang diuji.<br />
2) Metode inkubasi dengan media<br />
kertas dengan pendinginan<br />
Sebanyak 400 <strong>benih</strong> diletakkan<br />
dalam cawan petri yang telah dialasi<br />
kertas saring seperti pada metode<br />
inkubasi dengan kertas standar.<br />
Benih diinkubasi selama 24 jam pada<br />
suhu ruang dengan penyinaran lampu<br />
ultra violet 12 jam terang <strong>dan</strong> 12 jam<br />
gelap. Pada hari ke-2 <strong>benih</strong> disimpan<br />
pada suhu –20 o C selama 24 jam.<br />
Tujuan perlakuan pendinginan tersebut<br />
adalah untuk menghambat atau<br />
menekan perkecambahan <strong>benih</strong>. Hal<br />
ini disebabkan sering perkecambahan<br />
<strong>benih</strong> menyulitkan secara teknis<br />
dalam pengamatan sehingga<br />
informasi menjadi bias.<br />
Setelah diberi perlakuan dingin<br />
kemudian <strong>benih</strong> diinkubasi selama 5<br />
hari pada suhu ruang dengan<br />
penyinaran lampu ultra violet 12 jam<br />
terang <strong>dan</strong> 12 jam gelap secara<br />
bergantian.<br />
Pada hari ke-8 <strong>benih</strong> diamati<br />
seperti prosedur pengamatan metode<br />
inkubasi dengan media kertas<br />
standar.<br />
3) Metode inkubasi pada media agar<br />
Dalam metode media agar<br />
inokulum terbawa <strong>benih</strong>, dideteksi<br />
berdasarkan karakteristik koloni pada<br />
media agar yang berkembang dari<br />
<strong>benih</strong>. Secara umum prinsipnya sama<br />
dengan prinsip dari pengujian dengan<br />
media kertas. Dalam beberapa hal<br />
metode ini memiliki kelebihan, yaitu<br />
memberikan informasi lebih relatif<br />
lebih cepat <strong>dan</strong> cukup<br />
menggambarkan status kesehatan<br />
<strong>benih</strong> dibandingkan dengan metode<br />
media kertas, karena ketersediaan<br />
nutrisi pada media agar<br />
memungkinkan cendawan atau bakteri<br />
tumbuh <strong>dan</strong> berkembang secara lebih<br />
baik <strong>dan</strong> lebih cepat sehingga<br />
memudahkan dalam pengamatan.<br />
Biasanya cendawan atau bakteri akan<br />
membentuk koloni yang khas pada<br />
media agar.<br />
Dalam pelaksanaan pengujian<br />
dengan media agar memerlukan<br />
persiapan yang lebih lama, relatif<br />
rumit <strong>dan</strong> mahal, terutama bila<br />
menggunakan media spesifik. Sering<br />
terjadi kesulitan dalam pengamatan<br />
karena pertumbuhan koloni cendawan<br />
atau bakteri men-jadi berbeda atau<br />
berubah bila menggunakan media<br />
tumbuh yang berbeda dengan waktu<br />
yang berbeda pula. Kesulitan lain<br />
pada waktu pengamatan adalah<br />
pertumbuhan cendawan bukan<br />
sasaran (cendawan saprofit) tumbuh<br />
lebih ekstensif sehingga menekan<br />
pertumbuhan cendawan patogen yang<br />
menjadi sasaran pengamat-an. Untuk<br />
keperluan pengujian dengan media<br />
agar digunakan berbagai jenis media<br />
tumbuh seperti PDA <strong>dan</strong> media semi<br />
selektif atau selektif seperti Czapek,<br />
133