02.07.2013 Views

teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk

teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk

teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Antigen buffer:<br />

i. PBS + 0,01 M NaDIECA.<br />

PBS Tween (untuk mencuci)<br />

• 1 liter PBS Tween<br />

• 0,2 g KCl.<br />

• 0,5 ml Tween 20<br />

Serum buffer :<br />

• 1 liter PBS Tween<br />

• 20 g Polyvinylpyrrolidone (2 %)<br />

(MW = 25.000)<br />

• 2 g Ovalbumin (0,2 %)<br />

Substrate – Buffer : DIEAB :<br />

Diethanolamine Buffer.<br />

• 100 ml diethanolamine<br />

(C4H11NO2).<br />

• 200 ml deinonized H2O<br />

• 24 ml 5 N Hcl<br />

• buat suspensi dalam deionized<br />

H2O sampai mencapai volume<br />

1000 ml.<br />

g. Uji Tanaman Indikator<br />

Pengujian dengan <strong>tanaman</strong><br />

indikator digunakan terutama untuk<br />

mendeteksi virus <strong>dan</strong> bakteri terbawa<br />

<strong>benih</strong>. Prinsip pengujiannya adalah<br />

reaksi dari <strong>tanaman</strong> indikator terhadap<br />

ekstrak/sap dari biji yang<br />

diinokulasikan pada <strong>tanaman</strong> indikator<br />

tersebut. Reaksi yang terjadi adalah<br />

berupa gejala lokal pada daun<br />

<strong>tanaman</strong> indikator.<br />

• Uji dengan Teknologi<br />

Biomolekuler<br />

Teknik biomolekuler sudah mulai<br />

digunakan dalam pengujian kesehatan<br />

<strong>benih</strong>. Teknik biomolekuler yang<br />

diaplikasikan dalam pengujian<br />

kesehatan <strong>benih</strong> adalah Polymerase<br />

chain reaction (PCR). Teknik PCR<br />

mempunyai tingkat ketelitian yang<br />

sangat tinggi <strong>dan</strong> dapat dilakukan<br />

dalam waktu yang relatif singkat.<br />

Tetapi penggunaan <strong>teknik</strong> PCR untuk<br />

pengujian rutin kesehatan <strong>benih</strong> masih<br />

terlalu mahal dalam hal bahan,<br />

peralatan <strong>dan</strong> tenaga pelaksana.<br />

4.7 Prosedur Mem<strong>produksi</strong> Benih<br />

Bersertifikat<br />

Seorang penangkar <strong>benih</strong><br />

bersertifikat perlu memiliki<br />

pengetahuan yang cukup tentang cara<br />

mem<strong>produksi</strong> <strong>benih</strong> bermutu <strong>dan</strong> cara<br />

menyimpan <strong>benih</strong>. Hal berikutnya<br />

adalah penguasaan pengolahan<br />

<strong>benih</strong>, tanah, <strong>dan</strong> gu<strong>dan</strong>g<br />

penyimpanan, serta sikap jujur <strong>dan</strong><br />

bersedia selalu mematuhi peraturan/<br />

ketentuan per<strong>benih</strong>an yang berlaku.<br />

Prosedur untuk mendapatkan<br />

sertifikat dimulai dari permohonan<br />

sertifikasi, pengajuan pemeriksaan<br />

pendahuluan, pemeriksaan lapang,<br />

pemeriksaan alat-alat panen <strong>dan</strong><br />

pengolahan, pengambilan sampel<br />

<strong>benih</strong>, <strong>dan</strong> pengajuan pemasangan<br />

label sertifikat.<br />

a. Permohonan sertifikasi<br />

Untuk menghasilkan <strong>benih</strong> bersertifikat,<br />

dimulai dari pengajuan<br />

permohonan sertifikasi kepada BPSB<br />

setempat yang dilakukan paling<br />

lambat satu bulan sebelum tebar<br />

(tanam) dengan mengisi formulir.<br />

Formulir isian mencakup tentang<br />

nama <strong>dan</strong> alamat pemohon<br />

(penangkar), letak areal, asal <strong>benih</strong><br />

sumber, rencana penanaman, sejarah<br />

126

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!