teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
1) Permohonan pemeriksaan lapang<br />
pendahuluan<br />
Penangkar menyampaikan<br />
pemberitahuan siap untuk diperiksa<br />
lapang pendahuluan kepada BPSB<br />
setempat paling lambat 10 hari<br />
sebelum tanam atau seminggu<br />
sebelum pemeriksaan lapang. Dalam<br />
pemeriksaan ini, pengawas BPSB<br />
akan menguji kebenaran data<br />
lapangan yang diajukan penangkar<br />
seperti dalam surat permohonan<br />
sertifikasi. Jika data lapangan<br />
menunjukkan kesesuaian maka lahan<br />
penangkaran tersebut telah syah<br />
dinyatakan sebagai lahan <strong>produksi</strong><br />
<strong>benih</strong> bersertifikat.<br />
2) Permohonan pemeriksaan fase<br />
vegetatif<br />
Pemeriksaan lapangan pertama<br />
dilakukan saat <strong>tanaman</strong> dalam fase<br />
pertumbuhan vegetatif atau sekitar 30<br />
hari setelah tanam. Pengajuan<br />
permohonan pemeriksaan diajukan<br />
kepada BPSB paling lambat 7 hari<br />
sebelum pemeriksaan, pemeriksaan<br />
akan dilakukan terhadap keberadaan<br />
campuran varietas lain (CVL). Nilai<br />
standar CVL berbeda untuk setiap<br />
jenis <strong>tanaman</strong> <strong>dan</strong> kelas <strong>benih</strong> yang<br />
di<strong>produksi</strong>. Semakin tinggi kelas<br />
<strong>benih</strong>, semakin ketat standarnya.<br />
Sebelum pengawas BPSB<br />
memeriksa, penangkar <strong>benih</strong><br />
sebaiknya melakukan roguing agar<br />
standar lapang <strong>benih</strong> bersertifikat<br />
terpenuhi. Jika hasil pemeriksaan oleh<br />
pengawas BPSB menyatakan lulus,<br />
lahan tersebut dapat diteruskan untuk<br />
proses sertifikasi selanjutnya. Jika<br />
lahan dinyatakan tidak lulus maka<br />
penangkar diwajibkan melakukan<br />
roguing ulang, <strong>dan</strong> selanjutnya<br />
mengajukan pemeriksaan ulangan.<br />
Pemeriksaan ulang hanya dapat<br />
dilakukan satu kali. Jika haisl<br />
pemeriksaan ulang lahan dinyatakan<br />
tidak lulus, maka lahan tersebut gagal<br />
untuk dijadikan areal <strong>produksi</strong> <strong>benih</strong><br />
karena kemurniannya tidak dapat<br />
dipertanggung-jawabkan, <strong>dan</strong> hanya<br />
diperbolehkan untuk <strong>produksi</strong> non<br />
<strong>benih</strong>.<br />
3) Permohonan pemeriksaan<br />
lapangan fase generatif<br />
Pemeriksaan lapangan fase<br />
generatif hanya dilakukan bila telah<br />
lulus pada tahapan pemeriksaan<br />
sebelumnya. Pengajuan permohonan<br />
pemeriksaan lapangan fase generatif<br />
(saat berbunga) dilakukan satu<br />
minggu sebelum pemeriksaan<br />
dilakukan. Dalam pemeriksaan ini juga<br />
diamati keberadaan dari CVL dengan<br />
pengamatan pada organ reproduktif,<br />
seperti warna <strong>dan</strong> bentuk bunga, serta<br />
saat pembungaan. Seperti pada<br />
pengawasan lapangan fase vegetatif,<br />
penangkar <strong>benih</strong> diberi kesempatan<br />
untuk melakukan pengawasan ulang<br />
jika hasil pemeriksaan dinyatakan<br />
tidak lulus. Pemeriksaan ulang pun<br />
hanya diberikan satu kali.<br />
4) Permohonan pemeriksaan fase<br />
menjelang panen<br />
Pemeriksaan fase menjelang<br />
panen dilakukan bila telah lulus<br />
pemeriksaan lapang sebelumnya.<br />
Pemeriksaan dilakukan satu pekan<br />
sebelum panen (menjelang masak<br />
fisiologis). Permohonan pemeriksaan<br />
138