teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>tanaman</strong>. Beberapa patogen tidak<br />
mudah dideteksi dengan metode lain<br />
karena serangan patogen tersebut<br />
yang bersifat laten. Sehingga<br />
diperlukan fase tertentu pertumbuhan<br />
<strong>tanaman</strong> agar gejala <strong>dan</strong><br />
perkembangan patogen dapat<br />
dideteksi. Metode ini sangat<br />
bermanfaat untuk pengujian contoh<br />
<strong>benih</strong> yang jumlahnya terbatas seperti<br />
<strong>benih</strong> hasil pemuliaan pada tahap<br />
tertentu <strong>dan</strong> juga bermanfaat untuk<br />
tujuan karantina. Pengujian gejala<br />
bibit/kecambah dapat digunakan untuk<br />
evaluasi efektivitas perlakuan <strong>benih</strong>,<br />
baik dengan kimia maupun secara<br />
fisik.<br />
Prosedur pengujian dengan<br />
metode media agar cair adalah<br />
sebagai berkiut: Dengan media agar<br />
air (water agar) dilakukan dengan cara<br />
sebagai berikut. Tuangkan 10 ml agar<br />
air ke dalam tabung reaksi ukuran<br />
160x16 mm kemudia tutup dengan<br />
kapas <strong>dan</strong> selanjutnya disterilisasi<br />
pada temperatur 121o C selama 15<br />
menit. Sebutir <strong>benih</strong> ditanam pada<br />
media agar air steril. Sebelum <strong>dan</strong><br />
sesudah penanaman, tabung tetap<br />
tertutup dengan kapas. Penanaman<br />
dikerjakan secara aseptik. Tabung<br />
reaksi yang berisi media agar air <strong>dan</strong><br />
<strong>benih</strong> kemudian diletakkan pada rak<br />
tabung reaksi <strong>dan</strong> diinkubasikan<br />
sampai 14 hari pada temperatur ruang<br />
dengan penyinaran lampu ultra violet.<br />
Setelah masa inkubasi diamati gejala<br />
yang timbul, koloni cendawan <strong>dan</strong><br />
struktur cendawan. Pengamatan<br />
sebenarnya bisa dilakukan selama<br />
masa inkubasi.<br />
f. Uji Serologi<br />
Uji ELISA (Enzyme-Linked<br />
Immuno-sorbent Assays) adalah<br />
pengujian serologi terutama<br />
digunakan untuk mendeteksi bakteri<br />
<strong>dan</strong> virus terbawa <strong>benih</strong>. Prinsip<br />
pengujian tersebut adalah reaksi in<br />
vitro antara antigen <strong>dan</strong> antibodi.<br />
Dalam pengujian cara ini sangat<br />
tergantung kepada ketersediaan<br />
sejumlah antibodi yang spesifik untuk<br />
patogen sasaran. Uji ELISA sebagai<br />
salah satu metode serologi untuk<br />
mendeteksi virus sering digunakan<br />
karena metode tersebut sederhana,<br />
mudah dilakukan, cepat, sensitif,<br />
akurat, <strong>dan</strong> dapat digunakan untuk<br />
menguji sampel dalam jumlah besar.<br />
Metode tersebut berdasarkan pada<br />
konjugasi antara virus– antibodi <strong>dan</strong><br />
enzim, dengan menambahkan<br />
substrat pewarna maka a<strong>dan</strong>ya<br />
konjugasi tersebut dapat diperlihatkan.<br />
Dalam uji ELISA ada beberapa<br />
cara yang digunakan yaitu indirect<br />
ELISA, double antibody sandwich<br />
ELISA (DAS ELISA), DAS ELISA<br />
protocol, F (ab’) 2 indirect ELISA <strong>dan</strong><br />
F (ab’)2 ELISA protocol, tetapi yang<br />
banyak digunakan adalah metode<br />
indirect ELISA <strong>dan</strong> double antibody<br />
sandwich ELISA (DAS ELISA). Dalam<br />
indirect ELISA uji didasarkan pada<br />
a<strong>dan</strong>ya ikatan enzim dengan molekul<br />
antibody yang dapat dideteksi oleh<br />
antiviral immunoglobulin. Se<strong>dan</strong>gkan<br />
pada DAS ELISA, virus diikat oleh<br />
antibody spesifik yang kemudian<br />
bereaksi lagi dengan antibody spesifik<br />
yang telah diikat oleh enzim.<br />
Dari segi praktikal indirect ELISA<br />
lebih sederhana <strong>dan</strong> lebih cepat<br />
karena dalam indirect ELISA tidak<br />
124