teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
warnanya merah dimuat data:<br />
(Gambar 10 <strong>dan</strong> Gambar 11)<br />
• Nama <strong>dan</strong> alamat penangkar,<br />
• Asal bibit.<br />
• Jenis <strong>tanaman</strong>.<br />
• Varietas batang bawah.<br />
• Varietas batang atas.<br />
• Tanggal pemasangan label.<br />
• Gambar 10. Label merah yang<br />
dikeluarkan BPSB<br />
Besarnya biaya sertifikasi telah<br />
ditentukan sesuai SK Direktur Jenderal<br />
Tanaman Pangan. Sebagai contoh, untuk<br />
perbanyak-an jenis <strong>tanaman</strong> buah-buahan<br />
di wilayah Jawa Barat <strong>dan</strong> Jakarta,<br />
terutama varietas buah-buahan yang<br />
sudah dilepas oleh Menteri Pertanian,<br />
biayanya adalah Rp 20 per bibit batang<br />
bawah yang diajukan dalam pemeriksaan<br />
lapang. Penerimaan hasil pemeriksaan<br />
bibit yang diperoleh BPSB ini merupakan<br />
pendapatan negara yang harus disetor<br />
langsung ke kas negara. Untuk pembuatan<br />
<strong>dan</strong> pencetakan label merah muda<br />
biayanya antara Rp 200 tergantung<br />
negoisasi dengan petugas BPSB tentang<br />
mutu kertas <strong>dan</strong> cetakan label tersebut,<br />
se<strong>dan</strong>gkan untuk label putih biayanya Rp<br />
600,- karena mutu kertasnya lebih baik.<br />
Khusus untuk bibit jeruk bebas CVPD,<br />
label hanya berlaku untuk jangka wak-tu<br />
tiga bulan, setelah itu bibit harus diperiksa<br />
ulang tentang kese-hatannya. Bibit yang<br />
dinyatakan sehat baru bisa diberi label lagi<br />
dengan biaya Rp 20 per bibit. Selain label<br />
merah muda yang sudah sering kita lihat di<br />
lapang untuk bibit unggul yang sudah<br />
dilepas melalui SK Menteri Pertanian,<br />
sebenarnya ada label biru untuk varietas<br />
unggul lokal yang belum dilepas melalui<br />
SK Menteri <strong>dan</strong> yang terakhir adalah label<br />
putih yang dikhususkan untuk bibit unggul<br />
yang sudah dilepas melalui SK Menteri<br />
Pertanian <strong>dan</strong> bibit tersebut ditanam<br />
dengan tujuan dijadikan pohon induk<br />
sebagai sumber mata entres.<br />
Khusus label putih pemeriksa-an lebih<br />
teliti menyangkut jenis varietas batang atas<br />
harus berasal dari pohon induk yang<br />
sudah terdaftar <strong>dan</strong> varietas batang<br />
bawah <strong>dan</strong> dikeluarkan dengan<br />
sepengetahuan BBI (Balai Benih Induk).<br />
Se<strong>dan</strong>gkan batang bawah untuk label<br />
merah vaietasnya bisa "sapuan" asalan.<br />
Gambar 3.19. Contoh Label Merah yang<br />
dikeluarkan BPSB untuk <strong>benih</strong> durian.<br />
Sebagai tindak lanjut dari<br />
pemberian label bagi bibit unggul perlu<br />
disertakan informasi atau data mengenai<br />
daerah penanaman yang cocok untuk<br />
bibit tertentu. Keterangan mengenai<br />
varietas tertentu cocok ditanam di dataran<br />
rendah atau dataran tinggi <strong>dan</strong> jenis tanah<br />
apa yang paling cocok, perlu diketahui<br />
oleh para petani <strong>dan</strong> konsumen yang<br />
ingin menanam bibit unggul tersebut.<br />
Pada dasarnya bibit unggul memerlukan<br />
lingkungan tumbuh yang spesifik, agar<br />
buah yang dihasilkannya benar-benar<br />
unggul. Misalnya durian petruk yang asli<br />
berasal dari Jepara, Jawa Tengah, kurang<br />
memuaskan jika ditanam di daerah Bogor,<br />
Jawa Barat. Hal ini disebabkan karena<br />
daerah Jepara, Jawa Tengah memiliki<br />
kondisi iklim yang berbeda dengan<br />
daerah Bogor, Jawa Barat. Jepara, Jawa<br />
Tengah mempunyai ketinggian sekitar 50<br />
m di atas permukaan laut dengan iklim<br />
yang kering (curah hujan rendah).<br />
Se<strong>dan</strong>gkan kondisi tanah <strong>dan</strong> iklim<br />
daerah Bogor adalah lembab <strong>dan</strong> banyak<br />
hujan, sehingga tidak menunjang sifat<br />
unggul durian petruk. Bibit yang<br />
seharusnya berbuah pada umur lima<br />
tahun, baru berbuah pada umur tujuh<br />
tahun setelah tanam. Informasi seperti ini<br />
harus diketahui para penanam bibit<br />
Teknik Pem<strong>benih</strong>an Tanaman 72