teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Dalam mencapai sasaran pengendalian<br />
hama terpadu, yaitu mempertahankan<br />
populasi hama di bawah kerusakan<br />
ekonomi. Sehingga produktivitas<br />
pertanian dapat diusahakan pada tingkat<br />
yang tinggi, maka perlu diperhatikan<br />
bebe-rapa kendalanya, yaitu kendala<br />
sosial <strong>dan</strong> ekonomi, yang berarti bahwa<br />
pelaksanaan pengendalian hama terpadu<br />
harus dapat didukung oleh kelayanan<br />
sosial ekonomi masyarakat setempat.<br />
Kendala ekologi yang berarti bahwa<br />
dalam penerapan pengendalian hama<br />
terpadu harus secara biologis dapat<br />
dipertanggung-jawabkan <strong>dan</strong> tidak<br />
menimbulkan kegoncangan atau<br />
kerusakan linkungan yang akan<br />
merugikan binatang berguna,marga<br />
satwa, manusia, <strong>dan</strong> lingkungannya.<br />
Pengendalian hama terpadu tidak hanya<br />
memperhatikan sasaran jangka pendek<br />
tetapi merupakan pencapaian untuk<br />
sasaran jangkan panjang, serta<br />
kelestarian <strong>produksi</strong> <strong>dan</strong> pengelolaan<br />
lingkungan. Langkah-langkah pokok yang<br />
harus dilalui dalam pengendalian hama<br />
terpadu:<br />
• Identifikasi <strong>dan</strong> analisis status<br />
hama yang harus dikelola<br />
• Mempelajari saling<br />
ketergantungan dalam ekosistem<br />
• Menetapkan <strong>dan</strong><br />
mengembangkan ambang<br />
ekonomi<br />
• Mengembangkan<br />
sistempengamatan <strong>dan</strong> meonitoring<br />
hama<br />
• Mengembangkan model<br />
deskripsi <strong>dan</strong> peramalan hama<br />
• Mengembangkan strategi<br />
pengelolaan hama<br />
• Melakukan penyuluhan kepada<br />
para petani agar menerima <strong>dan</strong><br />
menerapkan pengendalian hama<br />
terpadu<br />
• Mengembangkan orgnisasi<br />
pengendalian hama terpadu<br />
Beberapa taktik dasar pengendalian<br />
hama terpadu antar lain pemanfaatan<br />
pengendali hayati yang asli dari tempat<br />
tersebut, pengelolaan lingkungan dengan<br />
cara bercocok tanam menggunakan<br />
pestisida secara selektif termasuk<br />
pestisida fisiologis, ekologis, <strong>dan</strong><br />
selektivitas melalui perbaikan tehnik<br />
aplikasi <strong>dan</strong> pengetahuan terhadap sifat<br />
<strong>dan</strong> perilaku hama.<br />
1) Pengendalian organisme penganggu<br />
dengan pola bercocok tanam<br />
Pada dasarnya pengendalian organisme<br />
pengganggu secara kultur tehnis adalah<br />
mengelola lingkungan tempat budi daya<br />
<strong>tanaman</strong> agar kondisinya tidak<br />
mendukung perkembangan <strong>dan</strong><br />
pertumbuhan organisme pengganggu.<br />
2) Pengendalian organisme pengganggu<br />
secara mekanis<br />
Pengendalian secara mekanis<br />
dimaksudkan untuk mengurangi populasi<br />
(jumlah) organisme pengganggu dengan<br />
bantuan tangan atau alat tertentu. Cara<br />
pengendalian ini cukup sederhana <strong>dan</strong><br />
dapat dilakukan oleh semua orang.<br />
Keberhasilan pengendalian secara<br />
mekanis dapat dicapai jika dilakukan<br />
secara terus menerus. Beberapa cara<br />
mengendalikan organisme pangganggu<br />
secara mekanis adalah sebagai berikut :<br />
Pengendalian dengan tangan, yaitu<br />
dengan pengambilan organisme<br />
pengganggu secara langsung dengan<br />
menggunakan tangan.<br />
Pemasangan perangkap, pada prinsipnya<br />
hanya menyediakan sesuatu (alat <strong>dan</strong><br />
bahan) yang menyebabkan organisme<br />
pengganggu tertarik sehingga<br />
menghampiri perangkap. Pemasangan<br />
lampu (sumber cahaya) pada malam hari,<br />
di tengah kebun sangat efektif untuk<br />
hama dari ordo Lepidoptera (kupu-kupu<br />
<strong>dan</strong> ngengat).<br />
229