teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 1 smk
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
iasanya disebut sebagai lapisan olah.<br />
Namun bagi te<strong>tanaman</strong> perkebunan <strong>dan</strong><br />
kehutanan (pepohonan) untuk jangka<br />
panjang lapisan tanah bawah juga akan<br />
menjadi sumber hara <strong>dan</strong> air.<br />
Kegunaan langsung dari<br />
pengamatan profil tanah ini antara lain<br />
adalah untuk mengetahui (1).<br />
Kedalaman lapisan olah atau solum<br />
tanah yang merupakan indikator potensi<br />
kedalaman akar <strong>tanaman</strong> untuk<br />
berpenetrasi, makin <strong>dan</strong>gkal berarti<br />
makin tipis sistem perakarannya,<br />
sehingga jika makin besar bobot atau<br />
tinggi <strong>tanaman</strong> akan makin mudah<br />
<strong>tanaman</strong> untuk tumbang. Informasi ini<br />
dapat menuntun kita dalam memilih jenis<br />
<strong>tanaman</strong> <strong>dan</strong> <strong>teknik</strong> penanamannya.<br />
(2). Kelengkapan atau differensiasi<br />
horizon pada profil tanah merupakan<br />
indikator umur tanah atau proses-proses<br />
pembentukan (genesis) yang telah<br />
dilaluinya, makin lengkap atau makin<br />
berdiferensiasi horizon-horizon tanah<br />
berarti makin tua umur tanah, namun<br />
kelengkapan atau diferensiasi horizon ini<br />
akan makin berkurang atau makin baur<br />
apabila tanah mengalami erosi. Pada<br />
tanah-tanah muda seperti Regosol, yang<br />
banyak terdapat di sekitar Indralaya, 0I<br />
Sumatera Selatan, profilnya dapat tanpa<br />
horizon. Pada tanah dewasa seperti<br />
andosol, yang banyak terdapat di<br />
Kabupaten Muara Enim <strong>dan</strong> Lahat,<br />
Sumatera Selatan, profilnya lengkap<br />
seperti sketsa pada Gambar 1.1. di atas,<br />
se<strong>dan</strong>gkan pada tanah-tanah tua seperti<br />
Podsolik di sekitar Palembang <strong>dan</strong><br />
Prabumulih serta tanah latosol di<br />
Kabupaten Muara Enim Sumatera<br />
Selatan, yang telah tererosi berat atau<br />
telah mengalami pencucian intensif<br />
mempunyai profil yang umumnya tanpa<br />
atau sedikit lapisan olah (horizon 0 <strong>dan</strong><br />
A).<br />
Warna tanah merupakan indikator<br />
sifat kimiawi tanah. Tanah yang<br />
berwarna gelap berarti banyak<br />
mengandung bahan; organik tanah atau<br />
belum mengalami pelindian (leaching)<br />
hara secara intensif, sehingga relatif<br />
subur, se<strong>dan</strong>gkan tanah yang berwarna<br />
terang atau pucat berarti berBOT (bahan<br />
organik tanah) rendah atau telah<br />
mengalami pelindian hara intensif,<br />
sehingga relatif miskin. Tanah yang<br />
berwarna homogen bersih menunjukkan<br />
sirkulasi udara (aerasi) <strong>dan</strong> airnya<br />
(drainase) baik, berarti kadar oksigennya<br />
cukup, sehingga proses oksidasi<br />
berjalan baik, se<strong>dan</strong>gkan tanah yang<br />
berwarna tak bersih atau bebercak<br />
menunjukkan aerasi <strong>dan</strong> drainasenya<br />
tidak baik, sehingga proses oksidasi <strong>dan</strong><br />
reduksinya terjadi secara bergantian.<br />
Proses reduksi yang lama pada tanah<br />
kering berkadar besi tinggi akan<br />
menimbulkan bercak-bercak senyawa<br />
ferro yang berwarna kekuningan,<br />
se<strong>dan</strong>gkan proses oksidasi yang lama<br />
pada tanah rawa akan menghasilkan<br />
senyawa ferri yang berwarna kecoklatmerahan.<br />
c. Komponen Tanah<br />
Tanah mineral yang dapat berfungsi<br />
sebagai media tumbuh ideal secara<br />
material tersusun oleh 4 komponen,<br />
yaitu bahan padatan (mineral <strong>dan</strong> bahan<br />
organik), air <strong>dan</strong> udara. Berdasarkan<br />
volumenya, maka tanah secara rerata<br />
terdiri dari: (1) 50% padatan, berupa<br />
45% bahan mineral <strong>dan</strong> 5% bahan<br />
organik, <strong>dan</strong> (2) 50% ruang pori, berisi<br />
25% air <strong>dan</strong> 25% udara.<br />
Khusus untuk tanah gambut yang<br />
banyak tersebar di kawasan rawa<br />
Sumatera Selatan, Jambi, Riau,<br />
Kalimantan <strong>dan</strong> Papua, komposisi ini<br />
relatif berlainan, karena bagian<br />
padatannya 100% dapat berupa bahan<br />
organik, se<strong>dan</strong>gkan ruang porinya 100%<br />
dapat terisi air, sehingga ketiadaan<br />
bahan mineral <strong>dan</strong> udara pada tanah ini<br />
merupakan masalah utama dalam<br />
148