JURNALILMU HUKUM1093) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah4) Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.5) Peraturan Daerah yang mengatur pajak daerah dan retribusi daerah di wilayahstudi, meliputi 18 peraturan daerah tentang pajak daerah dan 79 peraturan daerahtentang retribusi daerah.Kedinamikaan kebijakan pajak daerah dan retribusi daerah mencerminkan adanyaupaya dari pemerintah pusat untuk memberikan dorongan kepada Daerah untuk lebihoptimal dan tertib dalam meningkatkan pendapatan asli daerah sebagai refleksipelaksanaan prinsip otonomi yang seluas-luasnya. Kontribusi PAD terhadap APBD relatifkecil masih berada di bawah 16%, namun ditinjau dari aspek kontribusi pajak daerah danretribusi daerah, maka kontribusinya sangat signifikan, terutama di Kota Padangkontribusi Pajak Daerah mencapai rata-rata 66,53% dan retribusi daerah memberikankontribusi terhadap PAD sebesar 22,85%. Khusus bagi Kota Bukittinggi, justru kontribusiRetribusi Daerah lebih besar dibandingkan dengan Pajak Daerah terhadap PAD KotaBukittinggi, yakni rata-rata sebesar 41,01% dan 28,74%. Sehubungan dengan kontribusipajak daerah dan retribusi daerah terhadap peningkatan PAD, relatif konstan sepertiKota Padang rata-rata 12,61% dan 11, 36 %, Kota Bukittinggi kontribusi terhadappeningkatan PAD rata-rata sebesar 14,52% dan 10,11%. Berbeda halnya dengan kondisidi Kabupaten Pesisir Selatan, keterbatasan data hanya perhitungan dua tahun anggaran(2007 dan 2008), telah menunjukkan persentase yang cukup besar kontribusi PajakDaerah dan Retribusi Daerah terhadap peningkatan PAD, yakni 55,36% dan 27,86%.Ada banyak faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan kebijakan pajak daerahdan retribusi daerah dalam peningkatan PAD, antara lain:a. Perangkat <strong>hukum</strong> di daerah, terutama keberadaan perda yang ada masih didasarkanpada UU yang lama, sehingga potensi penerimaan yang ditemukan atau yang diperolehsulit untuk direalisasikan.b. Belum konsisten para penegak <strong>hukum</strong> administrasi kalangan birokrat pemda dalammemberikan sanksi terhadap subjek <strong>hukum</strong> yang melalaikan kewajiban wajib pajakdan retribusi dalam membayar pajak daerah dan retribusi daerah. Petugas lebihcenderung menggunakan pendekatan persuasif dan toleransi dalam melakukanpenegakan <strong>hukum</strong>.c. Kelemahan di lingkungan aparatur pemerintah daerah, baik pejabat yang mengambilkeputusan penetapan pajak dan retribusi, maupun pelaksana lapangan dalammelakukan identifikasi terhadap jenis kegiatan atau usaha yang wajib dikenakan pajakatau retribusi daerah serta minimnya ketersediaan data base potensi objek pajak danretribusi daerah.d. Kurangnya informasi dan sosialisasi terhadap dinamika kebijakan pajak daerah danretribusi daerah yang dapat menimbulkan kurang kepedulian dari warga masyarakatuntuk segera membayar pajak dan retribusi daerah tatkala mendekati jatuh tempo.e. Masih lemahnya pengawasan termasuk intrumennya, sehingga menimbulkan tidakoptimalnya pencapaian realisasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1102 No. 1 Agustus 2011Pemerintahan Kota Padang, Bukittinggi dan Kabupaten Pesisir agar segera melakukanupaya yang serius untuk melakukan penyesuaian terhadap berbagai macam pajak daerahdan retribusi daerah yang telah ditetapkan ke dalam berbagai perda selama ini sesuaidengan kategori jenisnya guna mewujudkan peningkatan pendapatan asli daerah sekaliguspelaksanan otonomi daerah yang seluas-luasnya. Upaya yang serius mutlak dilakukanpengkajian secara komprehensif, baik dari aspek tataran normatif penyusunan kebijakanmaupun inventarisasi terhadap potensi objek pajak daerah dan retribusi daerah.B. Masalah PenelitianBerdasarkan uraian pendahuluan yang menjadi latar belakang perlunya dilakukanpenelitian, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :1. Bagaimanakah pola rumusan kebijakan pajak daerah dan retribusi daerah untukmeningkatkan pendapatan asli daerah ?2. Bagaimanakah rambu-rambu norma dalam perumusan kebijakan untuk penyesuaiantarif pajak daerah dan retribusi daerah ?C. Metode Penelitian1. Pendekatan MasalahPenelitian ini merupakan penelitian <strong>hukum</strong> sosiologis (sociological legal research),yakni penelitian yang menggunakan pendekatan <strong>hukum</strong> dalam makna “law in action”.Penelitian yang demikian di awali dengan melakukan studi dokumen terhadap peraturanperundang-undangan yang berkenaan dengan pajak dan retribusi daerah. Selanjutnyaditelusuri dan diteliti realitas kebijakan kebijakan pajak daerah dan retribusi daerah dalampenyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai fenomena sosial dengan menggunakanperspektif <strong>hukum</strong>. Tujuan pokok dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristikkebijakan pajak dan retribusi daerah terhadap peningkatan PAD, dan mengkaji sejauhmana kontribusi pajak dan retribusi daerah dalam menunjang peningkatan pendapatanasli daerah. Kemudian menemukan pola rumusan strategi kebijakan yang dapat dilakukanoleh pemerintah daerah dalam membuat kebijakan terhadap setiap jenis pajak dan retribusidaerah sehingga dapat menunjang peningkatan PAD dan menjajaki kemungkinanperbaikan terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pajakdaerah dan retribusi daerah.2. Sifat PenelitianSecara umum penelitian ini bersifat deskriptif analitis yaitu mendeskripsikanbagaimana bentuk kebijakan pajak daerah dan retribusi daerah, dan dengan kacamata<strong>hukum</strong> menganalisis setiap fakta yang dikemukakan. Namun demikian, tidak tertutupkemungkinan dalam beberapa bagian penelitian ini juga bisa bersifat eksploratif terutamaberkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kebijakan pemerintah daerah terhadap pajakdaerah dan retribusi daerah. Hal ini dimungkinkan karena penelitian dilakukan di 3 daerahdi Sumatera Barat yang masing-masing memiliki potensi keuangan yang berbeda. Dengandemikian, penelitian ini bukanlah bersifat menguji teori (eksplanatori). Teori <strong>hukum</strong> yang
- Page 2 and 3:
JURNALILMU HUKUMIJurnalILMUHUKUMJUR
- Page 4 and 5:
JURNALILMU HUKUMIIIPENGANTAR REDAKS
- Page 6 and 7:
JURNALILMU HUKUM1KEDUDUKAN IZIN LIN
- Page 8 and 9:
JURNALILMU HUKUM3Berdasarkan hal di
- Page 10 and 11:
JURNALILMU HUKUM5lingkungan diatur
- Page 12 and 13:
JURNALILMU HUKUM7Pola perizinan di
- Page 14 and 15:
JURNALILMU HUKUM9F. Daftar PustakaB
- Page 16 and 17:
JURNALILMU HUKUM11dan pembangunan y
- Page 18 and 19:
JURNALILMU HUKUM13disebut dengan Pe
- Page 20 and 21:
JURNALILMU HUKUM15undang ini maka s
- Page 22 and 23:
JURNALILMU HUKUM17Dalam Undang-Unda
- Page 24 and 25:
JURNALILMU HUKUM19bertanggung jawab
- Page 26 and 27:
JURNALILMU HUKUM21Handajaningrat, S
- Page 28 and 29:
JURNALILMU HUKUM23menambah beban po
- Page 30 and 31:
JURNALILMU HUKUM25yang sangat besar
- Page 32 and 33:
JURNALILMU HUKUM27Terkait kebijakan
- Page 34 and 35:
JURNALILMU HUKUM29MakalahAbdul Bari
- Page 36 and 37:
JURNALILMU HUKUM31pemerintahan naga
- Page 38 and 39:
JURNALILMU HUKUM33Tabel. 1Nagari da
- Page 40 and 41:
JURNALILMU HUKUM354. Hilangnya jaba
- Page 42 and 43:
JURNALILMU HUKUM37Kepala DesaKepala
- Page 44 and 45:
JURNALILMU HUKUM39i. Tanah, hutan,
- Page 46 and 47:
JURNALILMU HUKUM41PERKEMBANGAN KELE
- Page 48 and 49:
JURNALILMU HUKUM43adanya, dapat dis
- Page 50 and 51:
JURNALILMU HUKUM45Versi keempat, te
- Page 52 and 53:
JURNALILMU HUKUM47Kijang bertemu ki
- Page 54 and 55:
JURNALILMU HUKUM49Dalam buku Sejara
- Page 56 and 57:
JURNALILMU HUKUM51Setelah ditetapka
- Page 58 and 59:
JURNALILMU HUKUM53hubungan darat an
- Page 60 and 61:
JURNALILMU HUKUM55Kewedanaan Muara
- Page 62 and 63:
JURNALILMU HUKUM57menggunakan kapal
- Page 64 and 65: JURNALILMU HUKUM59ternyata Kabupate
- Page 66 and 67: JURNALILMU HUKUM61PERGESERAN PERAN
- Page 68 and 69: JURNALILMU HUKUM63sesuai dengan cit
- Page 71 and 72: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201166
- Page 73 and 74: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201168
- Page 75 and 76: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201170
- Page 77 and 78: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201172
- Page 79 and 80: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201174
- Page 81 and 82: MEXSASAI INDRAVOLUME2 No. 1 Agustus
- Page 83 and 84: MEXSASAI INDRAVOLUME2 No. 1 Agustus
- Page 85 and 86: MEXSASAI INDRAVOLUME2 No. 1 Agustus
- Page 87 and 88: MEXSASAI INDRAVOLUME2 No. 1 Agustus
- Page 89 and 90: VOLUME2 No. 1 Agustus 201184IMPLEME
- Page 91 and 92: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201186Sel
- Page 93 and 94: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201188ren
- Page 95 and 96: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201190Ist
- Page 97 and 98: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201192yan
- Page 99 and 100: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201194dal
- Page 101 and 102: VOLUME2 No. 1 Agustus 201196PERBAIK
- Page 103 and 104: AZMI FENDRIVOLUME2 No. 1 Agustus 20
- Page 105 and 106: AZMI FENDRIVOLUME 1002 No. 1 Agustu
- Page 107 and 108: AZMI FENDRIVOLUME 1022 No. 1 Agustu
- Page 109 and 110: AZMI FENDRIVOLUME 1042 No. 1 Agustu
- Page 111 and 112: AZMI FENDRIVOLUME 1062 No. 1 Agustu
- Page 113: VOLUME 1082 No. 1 Agustus 2011KONTR
- Page 117 and 118: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1122
- Page 119 and 120: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1142
- Page 121 and 122: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1162
- Page 123 and 124: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1182
- Page 125 and 126: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1202
- Page 127 and 128: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1222
- Page 129 and 130: VOLUME 1242 No. 1 Agustus 20115. Er
- Page 131: VOLUME 1262 No. 1 Agustus 20116. Na